Mengulik Prospek Saham PT Akasha Wira International Tbk (ADES)
Ada banyak saham makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Beberapa diantaranya memproduksi makanan dan minuman yang 'simpel', salah satunya air mineral dalam kemasan. PT Akasha Wira International Tbk adalah salah satu perusahaan yang memproduksi air mineral dalam kemasan di Indonesia. Perusahaan ini melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode ticker ADES.
PT Akasha Wira International Tbk berdiri pada tahun 1985 dengan nama PT Alfindo Putrasetia. Perusahaan melantai pada tahun 1994. Di tahun 2004, perusahaan diambil alih oleh Water Partners Bottling S.A. Perusahaan ini adalah perusahaan patungan antara Nestlé S.A. dan Refreshment Product Services (anak perusahaan The Coca Cola Company). Karena diambil alih, maka pada tahun yang sama nama perusahaan berubah menjadi PT AdeS Waters Indonesia Tbk. Perusahaan berganti kepemilikan lagi pada tahun 2008. Kala itu Water Partners Bottling S.A. diakuisisi oleh Sofos Pte, Ltd. Otomatis, ADES tidak dipegang lagi oleh Nestle dan The Coca Cola Company. Berlanjut pada tahun 2010, nama perusahaan berganti menjadi PT Akasha Wira International Tbk. Nama ini bertahan sampai saat ini.
Menurut laporan tahunan perusahaan, ADES bergerak dalam bidang lingkup industri air minum dan air mineral, industri minuman ringan, industri makanan, industri kosmetik, dan perdagangan. Operasional bisnis air minum dalam kemasan perusahaan didukung dengan keberadaan dua pabrik air minum yang berlokasi di Jawa Barat dan Jawa Timur. Bisnis makanan dan minuman perusahaan didukung oleh sebuah pabrik yang ada di Jawa Barat, sedangkan untuk bisnis kosmetik didukung oleh sebuah pabrik yang juga berlokasi di Jawa Barat. Total perusahaan memiliki empat pabrik.
Banyak orang yang mungkin berpikir ADES ini adalah pemegang merek air minum Ades yang lumayan terkenal itu. Awalnya saya juga berpikir begitu, hingga saya membuka laporan tahunan mereka. Di dalam laporan tahunan mereka, tidak ada satupun kalimat yang menyatakan bahwa mereka memiliki air mineral merek Ades, apalagi memproduksi air mineral dengan merek Ades. Setelah saya telusuri dari beberapa sumber, termasuk Wikipedia, ternyata dulu ADES memang memiliki dan menciptakan merek Ades itu sendiri, tapi sekarang merek Ades sudah dipegang oleh The Coca Cola Company, perusahaan yang memproduksi minuman Coca Cola. Saat ini ADES sendiri memproduksi beberapa brand. Brand air minum yang diproduksi oleh ADES ada dua, yaitu Vica (Vica ini memang milik ADES), dan Nestle Pure Life (yang dilisensikan dari Societe Des Produits Nestle S.A, ini salah satu perusahaan milik Nestle). Untuk brand lainnya ada Makarizo dan Rebonding (kosmetik), Pureal, Mujigae, dan Wonhae (makanan dan minuman ringan).
![]() |
| Produk-produk ADES. Perhatikan, tidak ada air mineral merek Ades dalam foto ini |
Walaupun brand yang dimiliki oleh ADES kurang populer di kalangan masyarakat, nyatanya kinerja keuangan ADES cukup baik. Dari tahun 2021 sampai dengan 2024, perusahaan memiliki Return on Equity (ROE) di atas 20%. Ekuitasnya pun selalu bertumbuh, dan jumlah liabilitasnya cukup rendah (di tahun 2024 rasio liabilitas terhadap ekuitas ADES tidak sampai 20%). Arus kas perusahaan juga cukup bagus, dimana setiap tahunnya kas perusahaan bertambah dari aktivitas operasional perusahaan (bukan dari aktivitas penjualan aset). Valuasinya? Price to book value-nya (PBV), dengan ekuitas sebesar Rp2.258.501.000.000,00, jumlah saham beredar sebanyak 589.896.800 lembar, dan harga saham Rp10.525 per lembar adalah sekitar 2,7 kali.
Mengapa kinerja keuangan ADES bisa cukup baik? Karena ADES juga menjalankan bisnis maklon air mineral dalam kemasan merek lain. Maklon di sini artinya perusahaan lain bisa membuat air mineral (dengan brand mereka tentunya) di pabrik ADES. Sayangnya, dalam laporan tahunan tidak disebutkan merek apa saja yang membuat air mineral di pabrik ADES.
Well, kesimpulannya bagaimana? Untuk saat ini (ketika artikel ditulis), dengan harga sekitar Rp10.000-an per lembar saham, dan dengan PBV sekitar 2,7 kali, dan ROE 20-an persen, sahamnya masih cukup murah. Terlebih bisnisnya dia di bidang air minum dalam kemasan, yang secara logika cukup mudah untuk dijalankan. Tapi jika ingin lebih pasti, ada baiknya tunggu hingga laporan keuangan Q1 2025-nya keluar.
Disclaimer: Tulisan ini bukanlah ajakan untuk membeli saham ADES. Keputusan dan risiko investasi tetap menjadi tanggung jawab masing-masing investor.

Komentar
Posting Komentar