Menganalisis Prospek Saham PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI) di Bursa Efek Indonesia

Beberapa bulan yang lalu ada IPO dari sebuah emiten dengan merek permen yang cukup terkenal. Yup, sesuai dengan judul artikel ini, salah satu merek permen yang mereka jual adalah permen Yupi. PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI) melantai di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 25 Maret 2025. Harga IPO-nya Rp2.390 per lembar saham. Saat artikel ini ditulis, harganya telah turun menjadi Rp1.910 per lembar saham. Pertanyaannya, apakah sahamnya layak untuk dipinang?

Sebelum mengulas lebih jauh, mari kita lihat sedikit sejarah YUPI. PT Yupi Indo Jelly Gum didirikan pada tahun 1996 di Bogor. Perusahaan memproduksi merek soft candy terkemuka yang sudah dijual di sembilan negara di Asia Tenggara. Perusahaan juga sudah memasarkan produknya ke 36 negara lainnya. Brand terkenal dari perusahaan diantaranya Yupi, Just for Fun, dan Gummy Zone. Produk perusahaan dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu kelompok permen kenyal berbasis gelatin (gummy), permen jelly dengan rasa buah (bolicious), permen yang diproduksi dengan proses ekstrusi (extruded soft candy), dan kelompok marshmallow. Di tahun 2024, permen perusahaan dengan merek Yupi menguasai 66,5% pangsa pasar di Indonesia.

Untuk memproduksi permen Yupi dan produk lainnya, perusahaan memiliki dua pabrik yang berlokasi di Gunung Putri dan Karanganyar. Fasilitas di Gunung Putri sudah beroperasi dari tahun 1997 dengan luas lahan 7,2 hektar. Fasilitas produksi di Karanganyar mulai berproduksi dari tahun 2019 dengan luas lahan 11 hektar.  Total fasilitas produksi yang dimiliki perusahaan adalah 93 ribu ton. Perusahaan juga memiliki fasilitas pengemasan di Samolo, Jawa Barat dengan luas lahan 0,5 hektar. Diluar dua pabrik dan satu fasilitas pengemasan tersebut, perusahaan juga memiliki lahan seluas 6,7 hektar di Nganjuk yang rencananya akan digunakan untuk ekspansi perusahaan.

 

Salah satu produk YUPI
Permen Yupi yang menjadi salah satu produk YUPI

Produk-produk yang dihasilkan perusahaan didistribusikan melalui dua jalur, yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Distribusi di pasar domestik dibantu oleh 41 distributor yang tersebar dari Sumatra hingga Papua. Distribusi internasional didukung oleh 39 distributor dari berbagai negara. Di sini terlihat bahwa perusahaan memiliki jalur distribusi yang cukup kuat.

Terkait dengan kepemilikan, awalnya perusahaan dimiliki oleh PT Sweets Indonesia dan Bapak Daniel Budiman dengan komposisi 99,9% saham dipegang oleh PT Sweets Indonesia dan 0,1% dipegang oleh Bapak Daniel Budiman. Namun setelah perusahaan melantai di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 25 Maret 2025, pemegang saham mayoritas perusahaan berganti menjadi PT Confectionery Consumer Products Indonesia dengan komposisi penguasaan 90% persen saham perusahaan (sebanyak 7.690.039.800 lembar saham). Sehingga PT Confectionery Consumer Products Indonesia ini menjadi pemegang saham pengendali YUPI. Berbarengan dengan perubahan pemilik perusahaan ini, terjadi perubahan susunan dewan komisaris perusahaan.

Oke, dari sisi operasional dan manajemen sudah. Lalu bagaimana dengan keuangannya? Menurut laporan keuangan kuartal 1 (tiga bulan pertama) di tahun 2025, perusahaan mencatatkan laba yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk sebesar Rp167,2 miliar. Jika disetahunkan (dikali empat), maka laba tersebut sama dengan Rp668,2 miliar. Di periode yang sama YUPI memiliki ekuitas sebesar Rp3.015 miliar, sehingga diperoleh ROE YUPI sebesar 22%. YUPI memiliki saham beredar sebanyak 8.288.154.000 lembar, sehingga diperoleh book value (nilai selembar saham) sebesar Rp364. Price to book value-nya (PBV) adalah 5,2 kali jika harga pasar sahamnya Rp1.910 per lembar. Ringkasan analisisnya bisa dilihat pada gambar berikut:

 

Analisis fundamental YUPI
Analisis fundamental YUPI (klik untuk memperbesar)

Oh iya, terkait dengan dividen, dalam prospektus disebutkan bahwa YUPI berkomitmen untuk membagikan dividen hingga 80% dari laba bersih. Tetapi ada syarat dan kondisi yang juga berpengaruh, salah satunya kondisi keuangan perusahaan. Setelah melantai di bursa, YUPI belum pernah membagikan dividen, jadi belum ada gambaran besaran dividen yang bisa diberikan.

Kesimpulannya, apakah saham ini layak dipinang? Sekilas jika dilihat dari data keuangan (ROE) dan merek dagang yang dimiliki, saham YUPI layak untuk dipinang. Hanya saja karena perusahaannya baru IPO dan melantai di bursa, ada baiknya kita menunggu selama beberapa bulan, hingga kita mengetahui apakah kinerjanya bisa konsisten atau tidak. Selain itu karena pengendali perusahaan berubah, belum diketahui apakah kinerjanya bisa sama seperti pemilik sebelumnya atau malah lebih bagus.

Disclaimer: Sama seperti tulisan saham saya yang lain, tulisanini bukan ajakan atau rekomendasi untuk membeli YUPI. Tanggung jawab investasi (termasuk keuntungan dan kerugian) tetap ada di masing-masing investor

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Prospek Alfamart (AMRT) di Bursa Efek Indonesia

Penjelasan Sederhana tentang Laporan Keuangan

Mengulik Prospek Saham PT Akasha Wira International Tbk (ADES)