Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO)

Perusahaan yang saya bahas sekarang mungkin tidak asing di telinga investor maupun pecinta otomotif. Perusahaan ini masih satu grup dengan perusahaan yang memproduksi dan menjual mobil Toyota di Indonesia. Perusahaan apa itu? Yup, PT Astra Otoparts Tbk., dengan kode saham AUTO.

Logo PT Astra Otoparts Tbk. yang sahamnya undervalue
Logo PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO)

PT Astra Otoparts Tbk. awalnya didirikan pada tahun 1976 dengan nama PT Alfa Delta Motor. Setelah melalui beberapa kali proses akuisisi, merger, dan pergantian nama, perusahaan akhirnya menggunakan nama yang dikenal sampai saat ini, yaitu PT Astra Otoparts Tbk. Perusahaan melakukan IPO di tahun 1998. Jumlah saham yang diterbitkan oleh AUTO saat IPO adalah sebanyak 4.819.733.000 lembar. Sebanyak 80% saham dikuasai oleh PT Astra International Tbk.

Untuk sektor usaha, perusahaan bergerak di bidang industri manufaktur, perdagangan, dan jasa. Di bidang industri manufaktur, perusahaan bergerak dalam proses produksi suku cadang kendaraan bermotor, baik untuk kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat. Suku cadang yang diproduksi tidak hanya terbatas untuk kendaraan konvensional saja, melainkan sudah merambah ke kendaraan listrik. Salah satu suku cadang yang diproduksi AUTO adalah aki GS Astra, dan merek aki ini cukup terkenal di kalangan mekanik. Perusahaan juga memegang lisensi untuk menjual produk-produk merek asing di Indonesia. Untuk sektor perdagangan, perusahaan mendistribusikan dan menjual suku cadang yang diproduksinya ke perusahaan lain (seperti bengkel dan pabrik kendaraan bermotor) dan kepada pengguna akhir. Perusahaan juga bergerak di sektor jasa dengan mengoperasikan jaringan Shop and Drive. Untuk yang belum tahu, Shop and Drive adalah sejenis bengkel dengan konsep waralaba yang dioperasikan oleh PT Astra Otoparts Tbk. dan menyediakan layanan servis ringan (selain juga menjual produk-produk mereka) untuk kendaraan roda empat. Sektor kendaraan roda dua juga tidak luput dijamah oleh AUTO, di mana untuk melayani sektor ini AUTO mengoperasikan jaringan Shop and Bike.

Lalu untuk manajemennya ada Bapak Gidion Hasan yang mengisi posisi presiden komisaris. Untuk posisi presiden direktur diisi oleh Hamdani Dzulkarnaen S. Sejauh penelusuran saya, beliau-beliau memiliki track record yang aman, dan pernah berkarir di perusahaan Grup Astra yang lain. Jadi saya rasa dari sisi manajemen tidak ada masalah.

Lalu bagaimana dengan keuangannya? Di kuartal pertama (atau tiga bulan pertama, atau Q1) 2025 perusahaan memiliki ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp14.889.374.000.000,00. Lalu laba yang diperoleh AUTO sebesar Rp505.575.000.000 (atau sebesar Rp2.022.300.000.000 jika disetahunkan atau dikali empat). Berdasarkan data tersebut diperoleh ROE sebesar 13,58%. Sedikit menurun dibandingkan dengan ROE di tahun 2024 sebesar 14,15%. Kemudian di kuartal 1 2025 perusahan memiliki 4.819.733.000 lembar saham beredar. Jika dihitung book value (BV)-nya, maka AUTO memiliki BV sebesar Rp3.089,25 per lembar saham. Saat artikel ini ditulis, harga selembar saham AUTO adalah Rp2.060 per lembar. Jika dihitung PBV-nya, maka diperoleh angka 0,66 kali. Artinya? Saham AUTO cukup murah. Detail analisis keuangan AUTO bisa dilihat dalam tabel berikut.

Analisis laporan keuangan AUTO
Analisis laporan keuangan PT Astra Otoparts (AUTO). Klik untuk memperbesar. Data harga saham sebelum Q1 2025 tidak ditampilkan

Oke, the bottom line? Perusahaannya menurut saya cukup menjanjikan, dan jika tidak ada situasi yang sifatnya major force (misalnya hura-hara), sahamnya berpeluang naik di masa yang akan datang. Terlebih AUTO sudah punya nama besar di Indonesia (rasanya hampir semua mekanik kenal produk-produk mereka, seperti aki GS Astra yang saya sebut barusan). Dari sisi keuangan, AUTO juga mampu konsisten mempertahankan ROE mereka di atas 10% selama empat tahun terakhir. Arus kas mereka juga relatif positif dan perusahaan cukup sering membagikan dividen.

Disclaimer: Tulisan ini bukanlah ajakan untuk membeli saham. Keuntungan dan risiko investasi saham tetap menjadi tanggung jawab masing-masing investor

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Prospek Alfamart (AMRT) di Bursa Efek Indonesia

Penjelasan Sederhana tentang Laporan Keuangan

Mengulik Prospek Saham PT Akasha Wira International Tbk (ADES)