Analisis Saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM)

Di tengah gonjang ganjing perekonomian dunia akibat berbagai hal, emas menjadi salah satu instrumen investasi yang menarik. Kenaikan harga emas biasanya memberikan dampak positif pada emiten tertentu. Salah satu emiten yang terkena dampak positif akibat kenaikan harga emas adalah PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM). Saham ANTM naik banyak belakangan ini, dan sempat menyentuh harga Rp3.000-an per lembar saham.

Logo PT Aneka Tambang Tbk.

Sedikit bercerita mengenai sejarah PT Aneka Tambang Tbk. ANTM didirikan pada tanggal 5 Juli 1968. Perusahaan ini didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 22 Tahun 1968. Artinya perusahaan ini dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia. Nama awalnya adalah Perusahaan Negara (disingkat PN) Aneka Tambang. Tanggal 14 September 1974 bentuk perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT). Lalu di tanggal 27 November1997, perusahaan melakukan penawaran saham perdana. Saat itu saham ANTM tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Seperti yang kita tahu, kedua bursa tersebut telah digabung menjadi Bursa Efek Indonesia. Perusahaan bergerak dalam bidang pertambangan berbagai jenis bahan galian serta bergerak dalam bidang industri, perdagangan, pengangkutan, dan jasa pertambangan. Sampai saat ini perusahaan masih dimiliki Pemerintah Republik Indonesia melalui PT Mineral Industri Indonesia (Persero), atau kerap disingkat dengan sebutan MIND ID. MIND ID memegang 65% saham ANTM, sedangkan sisanya dipegang oleh pemegang saham publik.

Lalu siapa yang mengisi posisi pimpinan perusahaan? Posisi komisaris utama dan komisaris independen diisi oleh Bapak Rauf Purnama. Sedangkan untuk posisi direktur utama diisi oleh Nicolas D. Kanter. Bapak Nicolas D. Kanter sebelumnya pernah berkarir di British Petroleum (BP) Indonesia, jadi beliau punya pengalaman bekerja di perusahaan tambang. Bapak Rauf Purnama sendiri pernah bekerja di beberapa perusahaan di berbagai sektor (termasuk pertambangan). Dari sisi manajemen, sejauh ini tidak ada yang aneh.

Produk apa yang dijual oleh ANTM? Hampir semua orang tahu, bahwa ANTM menjual emas. Tapi mungkin tidak banyak yang tahu bahwa ANTM menjual hasil tambang yang lain, seperti perak dan bijih nikel. ANTM juga menyediakan jasa pemurnian logam mulia dan jasa lainnya yang berhubungan dengan hasil tambang. Tapi menurut laporan keuangan kuartal 1 (tiga bulan pertama) 2025, penjualan emas menjadi penyumbang terbesar penjualan ANTM.

Oke, lalu bagaimana dengan keuangannya? Di sinilah yang menarik. Di kuartal 1 2025, ANTM memperoleh laba bersih yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk sebesar Rp2,13 triliun. Jika disetahunkan atau dikali empat, itu sama dengan Rp8,52 triliun. Sedangkan di tahun 2024 ANTM memperoleh laba bersih yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk sebesar Rp3,8 triliun. Alias, ada potensi di tahun 2025 ini laba ANTM akan naik hampir tiga kali lipat dari laba di tahun 2024, terutama jika harga emas terus mengalami kenaikan dan ANTM mampu memenuhi permintaan pelanggan. Terlebih laba sebesar Rp2,13 triliun itu setara dengan 56% dari laba di tahun 2024 ANTM. Tapi sayang, karena ANTM sudah naik banyak, sahamnya mungkin tidak bisa dikatakan murah lagi walaupun ROE-nya menyentuh angka 25,30%. ROE ini merupakan ROE tertinggi ANTM sejak tahun 2021. PBV-nya saat artikel ini ditulis adalah 2,35 kali (dengan harga selembar saham Rp3.300). Analisis keuangan ringkasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:

Analisis keuangan PT Aneka Tambang Tbk. (klik gambar untuk memperbesar)

Lalu, the bottom line? ANTM bisa digunakan untuk investasi, tapi sayangnya harganya sudah lumayan mahal. Selain dimiliki oleh negara, ANTM juga sering membagikan dividen. Hanya saja salah satu perusahaan ANTM sekarang sedang terkena kasus hukum (atau minimal sering dibicarakan oleh publik), sehingga tidak menutup kemungkinan sahamnya turun jika ada keputusan yang merugikan ANTM.

Disclaimer: Tulisan ini bukan sebuah rekomendasi. Oleh karena itu, keuntungan dan kerugian yang mungkin timbul dari kegiatan investasi menjadi tanggung jawab dari masing-masing investor,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Prospek Alfamart (AMRT) di Bursa Efek Indonesia

Penjelasan Sederhana tentang Laporan Keuangan

Mengulik Prospek Saham PT Akasha Wira International Tbk (ADES)