Analisis Saham PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA)

Saat artikel ini ditulis, sedang ada dua peristiwa besar yang berkaitan dengan keamanan. Pertama, kerusuhan di Amerika Serikat. Kedua, saling serang antara Israel ke Iran. Dua peristiwa tersebut mungkin saja membawa dampak bagi perekonomian dunia. Selain itu, adanya ancaman tarif impor Amerika Serikat juga dapat memberikan dampak bagi perekonomian. Biasanya ketika ada hal-hal yang dapat mempengaruhi perekonomian dunia, maka harga komoditas tertentu akan mengalami peningkatan. Salah satunya adalah harga komoditas emas yang sering dipilih sebagai instrument investasi. Kenaikan harga komoditas ini berpeluang berpengaruh pada laba perusahaan yang menjual emas. Salah satu perusahaan yang menjual emas di Indonesia adalah PT Hartadinata Abadi Tbk., dengan kode ticker saham HRTA.

Logo PT Hartadinata Abadi Tbk.
Logo PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA)

PT Hartadinata Abadi Tbk. bermula dari sebuah usaha perhiasan emas yang didirikan oleh Bapak Ferriyady Hartadinata pada tahun 1989. Lalu di tahun 1995 perusahaan mulai memproduksi perhiasan emas sendiri dengan kapasitas 625.000 gram per bulan. Outlet pertama perusahaan Bernama ACC Gold Jewellery dan dibuka pada tahun 1998. Perusahaan terus berkembang, dan di tahun 2006 perusahaan membuka outlet modern pertama mereka dengan nama ‘Claudia Perfect Jewellery’. Setelah periode tersebut perusahaan terus melakukan ekspansi dan kerja sama. Beberapa kerja sama tersebut adalah kolaborasi dengan salah satu anak perusahaan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTAM), yaitu PT Emas Antam Indonesia. Kolaborasi ini menghasilkan produk EmasKITA, produk emas batangan yang dijual di jaringan toko milik HRTA. 

Fokus bisnis utama dari HRTA adalah menjual emas dalam bentuk batangan maupun perhiasan, serta lini bisnis yang berhubungan dengan emas (seperti pegadaian emas). HRTA menjual perhiasan mereka di beberapa brand toko mereka, diantaranya Aurum Collection Center (ACC), Claudia Perfect Jewellery, Celine Jewellery, Ardore Jewellery, Hartadinata Abadi Store, dan Emasku. Perusahaan juga bekerja sama dengan pihak ketiga guna memasarkan perhiasan emas mereka. Produk perhiasan emas HRTA diproduksi di empat pabrik, sedangkan untuk emas batangan diproduksi di satu pabrik pemurnian emas. HRTA juga menjual produk mereka di pasar ekspor.

Lalu bagaimana dengan manajemennya? HRTA dipimpin oleh Ibu Sandra Sunanto selaku direktur utama. Sedangkan untuk posisi komisaris utama diisi oleh Bapak Ferriyady Hartadinata, yang sekaligus menjadi pendiri HRTA. Sejauh penelusuran yang saya lakukan, saya tidak menemukan catatan tertentu untuk Ibu Sandra Sunanto. Namun, untuk Bapak Ferriyady Hartadinata pernah diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait korupsi yang terjadi di salah satu perusahaan BUMN.

Lanjut ke sisi finansial HRTA. Berdasarkan laporan keuangan kuartal 1 (atau tiga bulan pertama, atau Q1) 2025, HRTA mencatatkan laba yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk sebesar Rp149,7 miliar. Jika disetahunkan (dikali empat) jumlah tersebut akan menjadi sebesar Rp598,9 miliar. Dengan jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk sebesar Rp2,489 triliun, maka ROE disetahunkan HRTA adalah sebesar 24,1%, meloncat jauh dari ROE tahun 2024 sebesar 18,9%. Saat artikel ini ditulis, jumlah saham beredar HRTA adalah 4,605 miliar lembar. Sehingga book value-nya (BV) adalah sebesar Rp540,3 per lembar saham. Lalu harga sahamnya adalah Rp725 per lembar. Sehingga price to book value-nya adalah sebesar 1,34 kali. Ringkasan analisis keuangannya dapat dilihat pada tabel berikut:

Analisis keuangan PT Hartadinata Abadi dari tahun 2021 sampai dengan kuartal 1 2025
Analisis keuangan HRTA. Untuk data harga sahamnya saya isi dari tahun 2021, karena saham ini sudah saya pantau sejak lama (Klik gambar untuk memperbesar)

Kesimpulannya, apakah sahamnya layak? Berdasarkan data yang ada agak kurang layak walaupun untuk saat ini momennya mendukung (dimana ketidakpastian biasanya akan mendorong harga emas naik). Selain karena PBV-nya yang sudah agak tinggi, ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan. Pertama, salah satu petinggi HRTA diperiksa terkait dengan sebuah kasus. Walaupun belum ada kabar petinggi ini dijadikan tersangka, namun jika kemungkinan terburuk ini terjadi, maka bisa saja harga saham HRTA jatuh. Kedua, HRTA akhir-akhir ini rajin membagikan dividen, tapi sayangnya laporan arus kas mereka masih kurang baik. Pada tahun 2021, 2023, dan 2024, arus kas dari aktivitas operasional perusahaan bernilai negatif (artinya operasional perusahaan belum menghasilkan kas, namun mengeluarkan kas perusahaan). Sehingga, kas yang digunakan untuk membayar dividen kemungkinan bukan berasal dari aktivitas operasional. Beruntung di kuartal 1 2025 arus kas HRTA sudah mulai membaik. Namun ada baiknya kita menunggu hingga laporan keungan HRTA kuartal 2 2025 rilis.

Disclaimer: Tulisan ini bukan ajakan untuk membeli saham HRTA. Keuntungan maupun kerugian berinvestasi pada saham tetap menjadi tanggung jawab masing-masing investor.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Prospek Alfamart (AMRT) di Bursa Efek Indonesia

Penjelasan Sederhana tentang Laporan Keuangan

Mengulik Prospek Saham PT Akasha Wira International Tbk (ADES)