Menganalisis Saham PT Metrodata Electronics Tbk. (MTDL)
Ada beberapa perusahaan teknologi yang listing di Bursa Efek Indonesia. Produk yang mereka jual pun beragam. Ada yang hanya jualan ponsel, ada yang jualan komputer dan laptop, dan ada yang jualan semuanya, mulai dari mouse sampai dengan komputer beserta perangkat lunaknya. Salah satu perusahaan yang menjual hampir semua produk komputer (mulai dari mouse sampai menyediakan layanan cloud computing) adalah PT Metrodata Electronics Tbk., yang tercatat dengan kode saham MTDL di Bursa Efek Indonesia.
Sedikit bercerita, MTDL adalah perusahaan yang berumur setengah abad (alias 50 tahun) saat tulisan ini ditulis. Cikal bakal MTDL didirikan di tahun 1975. Perusahaan baru terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1990. Lalu di tahun 2004 perusahaan mencatatkan penjualan sebesar Rp1 triliun untuk pertama kalinya. Di tahun-tahun selanjutnya perusahaan terus melanjutkan ekspansi, entah itu dengan mendirikan anak perusahaan, melakukan kerja sama, maupun dengan melakukan akuisisi. Ekspansi terakhir perusahaan adalah di tahun 2024, saat MTDL bekerja sama dengan FPS IS Limited (sebuah perusahaan dari Vietnam) untuk menggarap pasar keamanan siber dan teknologi AI. Sedikit informasi, untuk menyediakan layanan AI sendiri, MTDL sudah bekerja sama dengan penyedia layanan global, seperti Amazon Web Services (AWS) dan Microsoft Azure.
Untuk manajemen sendiri, berdasarkan laporan tahunan 2024, presiden komisaris perusahaan dijabat oleh Bapak Candra Ciputra. Untuk presiden direktur sendiri dijabat oleh Bapak Susanto Djaja. Berdasarkan penelusuran yang saya lakukan, sejauh ini manajemen perusahaan aman-aman saja, dan tidak ada hal-hal yang aneh.
Lalu produk apa yang dipasarkan oleh perusahaan? MTDL sendiri memasarkan beberapa (bukan beberapa, tapi banyak) produk. Produk-produk tersebut bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok distribusi digital serta kelompok solusi dan konsultasi digital. Pada bidang distribusi digital perusahaan menyediakan hardware dan software TIK untuk berbagai sektor. Bahasa sederhananya, mereka menjual peralatan TIK dan software pendukungnya. Contohnya? Laptop, komputer meja (desktop PC), software antivirus, dan sebagainya. Brand yang mereka distribusikan ada banyak (mungkin ada yang Anda gunakan saat ini). Beberapa brand yang mereka distribusikan diantaranya ada Asus, Lenovo, Infinix, Itel (Infinix dan Itel ini adalah merek smartphone), Logitech (salah satu brand mouse dan keyboard terkenal), dan beberapa brand lainnya. Sedangkan untuk bidang solusi dan konsultasi digital, MTDL menyediakan berbagai jasa yang berhubungan dengan TIK. Ada delapan jasa yang disediakan MTDL, diantaranya jasa cloud services, cybersecurity, serta data & AI.
![]() |
| Daftar brand yang didistribusikan oleh MTDL (Klik gambar untuk memperbesar) |
Dari sekian banyak produk yang ditawarkan MTDL, mungkin Anda menebak bahwa perusahaan ini kondisi keuangannya cukup bagus. Yup, tebakan Anda benar. Berdasarkan laporan keuangan terakhir MTDL (laporan kuartal 1 2025, atau Q1 2025), MTDL mencatatkan laba
disetahunkan sebesar Rp614,72 miliar. Di periode yang sama MTDL memiliki ekuitas yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk adalah sebesar Rp4,345 triliun. Jadinya, ROE MTDL di kuartal 1 2025 adalah sebesar 14,15%. ROE ini turun tipis dibandingkan ROE di tahun 2024 (17,65%). Jumlah saham beredar MTDL adalah 12,276 miliar lembar. Diperoleh book value selembar saham MTDL adalah sebesar Rp353,9 per lembar saham. Saat artikel ini ditulis, harga sahamnya adalah Rp575 per lembar saham. Artinya? Price to book value (PBV) MTDL adalah 1,6x. Analisis selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
![]() |
| Analisis laporan keuangan MTDL. Seperti biasa, data harga saham sebelum 2025 tidak dimasukkan (klik gambar untuk memperbesar) |
Kesimpulannya, apakah sahamnya layak dibeli? Well, berdasarkan analisis dan paparan yang saya ulas di awal, sahamnya layak untuk dibeli walaupun PBV-nya agak tinggi. Mengapa? MTDL sudah 50 tahun berdiri, dan memasarkan barang-barang teknologi dengan brand terkenal (dan tentunya dibutuhkan oleh masyarakat). Perusahaan juga memiliki rencana untuk melakukan ekspansi yang berfokus dalam bidang AI di tahun 2025 ini. Salah satunya adalah mendirikan Hybrid AI Infrastructure, di mana infrastruktur ini menyimpan datanya di Indonesia (alias membidik pelanggan yang ingin datanya disimpan di Indonesia). Namun karena sekarang (saat artikel ini ditulis) sudah menjelang akhir Juni 2025, maka sebaiknya kita menunggu laporan keuangan kuartal 2 (Q2) 2025-nya rilis dulu. Jika kinerja keuangannya ternyata turun, ada baiknya pembelian saham MTDL ini ditunda dulu.
Disclaimer: Analisis ini bukanlah ajakan untuk membeli saham MTDL. Keputusan investasi saham menjadi tanggung jawab masing-masing investor (termasuk kerugian dan keuntungan yang mungkin timbul)


Komentar
Posting Komentar