Analisis Saham PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU)

Banyak perusahaan di Bursa Efek Indonesia yang memproduksi barang kebutuhan sehari-hari. Beberapa diantaranya mungkin sering kita jumpai di meja makan. Salah satu produk yang biasa kita temui di meja makan adalah keju. Salah satu produsen keju yang produknya cukup terkenal di Indonesia ternyata terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nama perusahaannya adalah PT Mulia Boga Raya Tbk. dengan kode saham KEJU.

Sedikit bercerita mengenai sejarah KEJU. PT Mulia Boga Raya didirikan pada tanggal 25 Agustus 2006. Saat didirikan perusahaan berfokus pada kegiatan distribusi produk makanan dan dairy. Berselang setahun, perusahaan mulai berupaya mencari lahan untuk mendirikan pabrik di kawasan Cikarang. Pabrik di Cikarang ini akhirnya beroperasi penuh di tahun 2008. Di tahun 2009, perusahaan mulai menerima order untuk memproduksi beberapa produk dari PT Fonterra Brands Indonesia. Salah satu produknya adalah keju cheddar merek Anchor. Di tahun 2010, perusahaan mulai memproduksi keju dengan brand sendiri, yaitu brand Prochiz. Produk keju dengan brand Prochiz pertama kali dipasarkan dalam kemasan 2 kilogram dan 180 gram. Respon pasar terhadap keju dengan brand Prochiz ternyata cukup baik. Menanggapi hal tersebut, maka perusahaan kembali mengembangkan fasilitas produksi guna mengembangkan produk keju Prochiz. Salah satu produk keju yang dirilis oleh perusahaan adalah keju Prochiz Slice, yang merupakan produk keju lembaran. Berselang beberapa tahun kemudian, pada tahun 2019 perusahaan melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia dengan kode ticker KEJU. KEJU mulai melantai di Bursa Efek Indonesia tanggal 25 November 2019. Setelahnya perusahaan terus melakukan inovasi, baik dengan menghasilkan produk baru maupun dengan inovasi-inovasi lainnya, termasuk inovasi di bidang marketing. Beberapa diantaranya dengan menjadi supplier keju bagi beberapa industri, dan mendistribusikan keju Prochiz pada minimarket berjaringan, misalnya pada Alfamart atau Indomaret.

Siapa yang mengisi posisi manajemen puncak KEJU? Posisi komisaris utama diisi oleh Bapak Hardianto Atmadja. Lalu untuk posisi direktur utama diisi oleh Bapak Indrasena Patmawidjaja. Selain menjabat menjadi komisaris utama, Bapak Hardianto Atmadja juga menjabat sebagai direktur utama di perusahaan pemegang saham mayoritas KEJU, yaitu PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (kode saham: GOOD). Baik pemegang saham mayoritas, komisaris utama, dan direktur utama dari KEJU sejauh yang saya cari di internet tidak pernah tercatat melakukan hal-hal yang aneh-aneh.

Seperti yang sudah ditulis pada paragraf sebelumnya, KEJU memproduksi keju dengan brand terkenal, yaitu Prochiz. Produk-produk yang diproduksi dengan menggunakan brand Prochiz cukup bervariasi. Ada Prochiz Premium Cheddar, Prochiz Premium Slice dan Prochiz Gold Slice (keduanya keju dengan bentuk lembaran), Prochiz Gold Cheddar, Prochiz Spready (keju yang dapat dioleskan langsung), dan beberapa produk lainnya yang dipasarkan di dalam maupun di luar negeri (ekspor). Produk lainnya bisa dilihat pada gambar berikut:

Produk-produk dengan merek Prochiz yang diproduksi PT Mulia Boga Raya Tbk. (KEJU)
Beragam produk keju dari PT Mulia Boga Raya Tbk. (klik gambar untuk memperbesar)

Lalu, bagaimana dengan kondisi keuangannya? Berdasarkan laporan kuartal 1 (atau tiga bulan pertama, atau Q1) 2025, KEJU membukukan laba yang bisa diatribusikan pada pemilik entitas induk sebesar Rp55,58 miliar. Jika disetahunkan atau dikali empat, maka jumlah tersebut setara dengan Rp222,3 miliar. Ekuitas KEJU pada kuartal 1 2025 adalah sebesar Rp795,1 miliar. Berdasarkan data tersebut, maka diperoleh return on equity (ROE) disetahunkan KEJU adalah sebesar 27,96%. Ekuitas perusahaan juga cenderung tumbuh, dan perusahaan sesekali membagikan dividen jika kondisi memungkinkan. Namun sayang, dengan jumlah saham beredar sebanyak 5.624.999.999 lembar, book value selembar saham KEJU hanya sebesar Rp141,35. Jika dipertemukan dengan harga pasarnya (sekitar Rp600 saat artikel ini ditulis), maka itu berarti PBV KEJU adalah 4,244 kali. Artinya secara PBV dia sudah cukup mahal. Terlepas dari hal tersebut, di kuartal 1 2025, KEJU memiliki laporan arus kas yang bagus. Arus kas perusahaan disokong oleh aktivitas operasional, alias KEJU bisa memperoleh dari aktivitas jualan produk mereka, bukan dari jualan aset apalagi dari pinjaman alias utang.

Analisis ringkas kondisi keuangan PT Mulia Boga Raya Tbk.
Analisis ringkas kondisi keuangan KEJU. Perhatikan, ada perubahan lembar saham beredar karena KEJU membagikan saham bonus (klik pada gambar untuk memperbesar)

Kesimpulannya? The bottom line, dengan mempertimbangkan kondisi keuangan, manajemen, dan prospeknya, KEJU sebenarnya layak untuk digunakan untuk investasi. Hanya saja karena PBV-nya yang cukup tinggi, mungkin ada baiknya kita menunggu (1) PBV-nya agar agak turun, atau (2) kita melihat laporan keuangan kuartal 2 2025. Jika ROE-nya naik tinggi (30% atau bahkan lebih), maka dengan PBV 4,24 ini KEJU masih bisa dikatakan murah, karena sangat jarang ada perusahaan dengan brand terkenal seperti KEJU, prospeknya cerah, arus kas bagus, dan memiliki ROE tinggi.

Disclaimer: Tulisan ini bukanlah ajakan untuk membeli saham. Keuntungan maupun kerugian dari investasi menjadi tanggung jawab masing-masing investor

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Prospek Alfamart (AMRT) di Bursa Efek Indonesia

Penjelasan Sederhana tentang Laporan Keuangan

Mengulik Prospek Saham PT Akasha Wira International Tbk (ADES)