Menganalisis Prospek Saham CFIN di Bursa Efek Indonesia

Sudah menjadi hal yang lumrah jika seseorang membeli kendaraan dengan cara mengangsur. Di masyarakat pembelian kendaraan dengan model ini disebut dengan pembelian secara kredit. Well, biasanya dalam transaksi penjualan angsuran, antara pembeli dan penjual akan ada perusahaan perantara. Nantinya perusahaan perantara ini  akan membayar kepada penjual, lalu pembeli membayar cicilannya (dengan beserta bunga) kepada perusahaan perantara ini. Inilah skema bisnis perusahaan pembiayaan.

Logo Clipan Finance (CFIN)
Logo PT Clipan Finance Tbk. (CFIN)

Ada banyak perusahaan pembiayaan di Indonesia. Perusahaan pembiayaan ini ada yang terkenal. Ada juga perusahaan yang kurang terkenal. Pembaca mungkin sudah kenal dengan perusahaan pembiayaan bernama Adira. Di artikel ini, saya akan membahas perusahaan pembiayaan lainnya yang mungkin tidak seterkenal Adira, yaitu PT Clipan Finance Indonesia Tbk. dengan kode saham CFIN.

CFIN didirikan pada tahun 1982. Dulunya perusahaan ini Bernama PT Clipan Leasing Corporation. Di awal berdirinya, CFIN berfokus dalam penyediaan barang-barang modal. PT Clipan Leasing Corportation merupakan perusahaan patungan yang dimiliki oleh Credit Lyonnais dari Prancis dan PT Bank Pan Indonesia Tbk. Credit Lyonnais menjadi pemegang saham mayoritas perusahaan. Tanggal 27 Agustus 1990 perusahaan resmi melakukan penawaran umum di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan kode saham CFIN. Pada tahun yang sama pula nama perusahaan berganti menjadi PT Clipan Finance Indonesia Tbk. Berselang tujuh tahun kemudian, di tahun 1997, Credit Lyonnais melepas seluruh saham yang dimiliki di CFIN. Praktis PT Bank Pan Indonesia Tbk. menjadi pemegang saham pengendali dari CFIN sampai saat ini.

Perusahaan bergerak di bidang pembiayaan. Pembiayaan yang dilakukan meliputi pembiayaan mobil baru dan mobil bekas, pembiayan dana tunai dengan jaminan BPKB, pembiayaan fleet (pembiayaan untuk debitur perorangan maupun badan usaha), dan pembiayaan alat berat (termasuk alat berat untuk konstruksi).  Perusahaan dipimpin oleh Harjanto Tjitohardjojo sebagai direktur utama. Untuk komisaris sendiri diisi oleh Bhindawati Gunawan selaku komisaris utama.

Lalu, bagaimana dengan keuangan perusahaan? Well, keuangan perusahaan ini cukup menarik. Berdasarkan laporan tiga bulan pertama (kuartal 1, atau Q1) 2025 yang sudah dirilis, CFIN mencatatkan laba sebesar Rp35,038 miliar (tepatnya Rp35.038.257.000). Jika disetahunkan atau dikali empat, jumlah itu sama dengan Rp140.153.028.000. Jumlah tersebut jika dibandingkan dengan ekuitas CFIN sebesar Rp5.799.922.510.000,00 menghasilkan ROE sebesar… 2,42%. Kecil? Yup, dari sisi kinerja keuangannya ROE CFIN masih dibawah dua digit. Tetapi bagaimana dengan PBV-nya? Jumlah saham beredar CFIN adalah 3.984.520.457 lembar. Jika ekuitasnya dibagi dengan saham yang beredar, diperoleh book value sebesar Rp1455,61. Harga sahamnya? Saat artikel ini ditulis harga sahamnya Rp390. Sehingga diperoleh nilai PBV sebesar 0,26 kali. Undervalue! Ini sangat murah untuk perusahaan besar dengan track record bagus seperti CFIN (saya sendiri tidak pernah mendengar berita negatif tentang CFIN). Analisis keuangannya dapat dilihat pada tabel berikut:

Analisis keuangan saham CFIN
Analisis keuangan CFIN (klik untuk memperbesar). Perhatikan bahwa ROE CFIN sempat menyentuh 14% di tahun 2023. Untuk data harga saham di tahun 2021-2024 sengaja dikosongkan

Adakah faktor menarik lainnya? Ada. CFIN juga dimiliki oleh investor value investing yang lumayan terkenal di Indonesia. Beliau juga disebut dengan Warren Buffett-nya Indonesia. Siapa itu? Siapa lagi jika bukan Bapak Lo Kheng Hong. Berdasarkan laporan tahunan 2024 CFIN, Lo Kheng Hong tercatat masih memegang saham CFIN sebanyak 15.876.800 lembar, alias hampir 16 juta lembar. Jadi sahamnya masih ada prospek naik lagi. Terlebih jika permintaan kredit kendaraan bermotor semakin banyak, maka ada potensi harga sahamnya akan naik. 

The bottom line? Sahamnya cocok dikoleksi untuk Anda yang kuat untuk memegang sahamnya dalam jangka panjang. Saya sendiri dulu pernah membeli saham CFIN di harga Rp293 per lembar, dan sudah saya jual dengan keuntungan sekitar 68%. Tetapi perlu waktu yang cukup lama untuk menunggu harganya naik. Sisi negatif lainnya adalah arus kas CFIN tidak stabil, kadang positif, dan kadang negatif. CFIN juga jarang membayar dividen secara teratur. Terakhir CFIN membayar dividen di tahun 2023 lain dengan jumah dividen Rp100 per lembar saham. Di tahun ini CFIN juga akan membagikan dividen sebesar Rp50 per lembar saham (rencananya di bulan Juni 2025 ini). Jadi, jika Anda ingin meminang CFIN, tunggu beberapa waktu setelah dividennya dibayarkan, baru beli sahamnya. Semoga beruntung.

Disclaimer: Tulisan ini bukan ajakan atau rekomendasi untuk membeli saham. Keputusan investasi saham adalah tanggung jawab masing-masing investor, termasuk (tapi tidak terbatas pada) keuntungan maupun kerugian yang mungkin timbul.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Prospek Alfamart (AMRT) di Bursa Efek Indonesia

Penjelasan Sederhana tentang Laporan Keuangan

Mengulik Prospek Saham PT Akasha Wira International Tbk (ADES)