Analisis Saham CASS: Saham Penerbangan yang Dulunya Dianggap Underdog
Di Bursa Efek Indonesia ada beberapa saham perusahaan yang underdog alias jarang dijagokan oleh analis saham. Padahal perusahaan tersebut punya kinerja keuangan yang bagus, dan secara kaidah value investing lumayan layak digunakan untuk investasi. Salah satu perusahaan tersebut adalah CASS yang mulai sering dibicarakan belakangan ini. Mengapa sering dibicarakan? Karena sejak tahun 2023 harga sahamnya sudah mulai naik cukup tinggi. Padahal CASS sendiri termasuk jarang dibicarakan oleh analis saham. Mungkin karena dianggap underdog.
Seperti biasa sebelum menganalisis saham perusahaan tulisan akan saya awali dulu dengan sejarah perusahaan. PT Cardig Aero Services Tbk. bermula dari sebuah perusahaan yang bernama PT Cardig Air yang didirikan pada tahun 1973. Perusahaan awalnya menyediakan jasa pergudangan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Lalu pada tahun 1983 didirikan PT Jasa Angkasa Semesta Tbk. yang berfokus pada penanganan darat dan kargo di Bandra Soekarno-Hatta. Lalu pada tahun 2003 didirikan PT JAS Aero Engineering Services, dengan bidang usaha utama adalah layanan rilis dan perbengkelan pesawat. Akhirnya pada tahun 2009 didirikan sebuah entitas dengan nama PT Cardig Aero Services Tbk. yang menjadi entitas induk dan menaungi semua perusahaan yang telah disebutkan sebelumnya. Entitas induk inilah yang listing di Bursa Efek Indonesia mulai tanggal 5 Desember 2011 dengan kode CASS. Di tahun 2012 perusahaan berinvestasi pada PT Purantara Mitra Angkasa Dua yang bergerak di bidang katering penerbangan. Di tahun 2014 saham perusahaan mayoritas dipegang oleh SATS Group, sebuah perusahaan yang berfokus pada katering dan ground handling penerbangan. Grup perusahaan terus melakukan ekspansi dengan mengakuisisi PT Jakarta Aviation Training Centre (JATC) yang bergerak dalam bidang pelatihan penerbangan. Saat ini saham perusahaan mayoritas dipegang oleh PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (sahamnya tidak dimiliki langsung, tapi dimiliki oleh anak perusahaan mereka) sebanyak 61% dan SATS Group sebanyak 21,8%. Perlu dicatat bahwa PT Elang Mahkota Teknologi Tbk., melalui anak perusahaan mereka dengan nama PT Roket Cipta Sentosa, baru memegang CASS pada tahun 2024. Selain dua nama tersebut, ada satu nama pemegang saham CASS yang akan saya sebut belakangan. Nama itu juga menjadi alasan mengapa saham CASS menarik secara value investing.
Lalu bagaimana dengan manajemennya? Menurut laporan tahunan 2024, posisi presiden direktur CASS diisi oleh Bapak Andya Daniswara. Sedangkan posisi presiden komisaris diisi oleh Bapak Djoko Suyanto. Bapak Andya Daniswara memiliki riwayat bekerja di PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. Sedangkan Bapak Djoko Suyanto pernah menjabat posisi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan periode 2009-2014. Sejauh penelusuran yang saya lakukan, tidak ada hal-hal aneh yang saya temui sehubungan dengan manajemen perusahaan. Terlebih CASS ini agak jarang diekspos ke publik, jadi sejauh informasi yang ada aman-aman saja.
Lalu bagaimana dengan produk perusahaan? Perusahaan bergerak dalam tiga bidang usaha utama. Pertama adalah jasa penunjang penerbangan. Kedua adalah jasa katering. Ketiga adalah jasa pelatihan penerbangan. Perlu dicatat juga, jasa katering yang disediakan oleh CASS meliputi jasa katering untuk penerbangan (atau dengan kata lain katering yang disediakan dalam penerbangan) dan katering untuk institusi khusus. Jadi di sini dapat disimpulkan bahwa CASS tidak hanya bergerak dalam bidang bisnis penerbangan saja. Tapi mengacu pada laporan keuangan terakhir (laporan kuartal 1 2025), mayoritas pendapatan CASS diperoleh dari jasa penunjang penerbangan.
![]() |
| Layanan jasa yang disediakan oleh CASS (Klik gambar untuk memperbesar) |
Sekarang kita lanjut ke pembahasan yang cukup menarik, yaitu kinerja keuangan CASS. Berdasarkan laporan keuangan CASS untuk tiga bulan pertama di tahun 2025, CASS mampu menghasilkan laba yang bisa diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp93,9 miliar. Jika angka tersebut disetahunkan (dikali empat), maka CASS memperoleh laba sebesar Rp375,8 miliar. Ekuitas yang bisa diatribusikan kepada pemilik entitas induk CASS adalah sebesar Rp1,180 triliun. Ini berarti ROE disetahunkan CASS adalah sebesar 32%. Turun sedikit dibandingkan dengan ROE tahun 2024 (sebesar 35%). Tapi karena kinerja keuangannya yang bagus itu, harga sahamnya sudah terlampau mahal. Saat artikel ini ditulis CASS dijual dengan harga Rp2.100 per lembar. CASS memiliki 2,086 miliar lembar saham beredar. Itu artinya CASS memiliki book value sebesar Rp565 per lembar saham, dan PBV-nya menjadi 3,7 kali.
![]() |
| Analisis keuangan PT Cardig Aero Services Tbk. (klik gambar untuk memperbesar) |
The bottom line, apakah sahamnya layak untuk investasi? Menurut saya sahamnya layak untuk digunakan investasi jika PBV-nya bisa lebih rendah lagi. Untuk saat ini sahamnya sudah relatif mahal. Tapi terlepas dari itu semua, dengan kinerja keuangan CASS cukup menarik, pembagian dividen yang normal, ROE sebesar 30-an persen dan dengan pengalaman yang cukup senior di dunia industri penunjang penerbangan, CASS sangat menarik. Sebagai penutup tulisan ini, saham CASS juga dipegang oleh seorang investor individu bernama Surono Subekti. Surono Subekti adalah salah satu investor yang menganut aliran value investing seperti Bapak Lo Kheng Hong. Namun namanya tidak sepopuler Bapak Lo Kheng Hong. Tetapi jika ada investor individu, dengan aliran value investing, yang punya saham CASS (bahkan sampai namanya muncul di laporan tahunan), bukankah itu berarti perusahaannya bagus?
Disclaimer: Tulisan ini bukan rekomendasi atau ajakan untuk membeli saham CASS. Keputusan untuk membeli dan berinvestasi saham menjadi tanggung jawab dari masing-masing investor


Komentar
Posting Komentar