Analisis Saham KMTR: Perusahaan Produsen Karet di Indonesia

Mayoritas pembaca mungkin sudah mengetahui bahwa karet adalah produk olahan dari getah karet atau yang biasa disebut dengan lateks. Lateks ini diperoleh dengan cara menyadap atau menoreh pohon karet. Lalu lateks ini diolah menjadi beragam produk seperti ban kendaraan, karet gelang, dan produk-produk karet lainnya. Sama seperti kelapa sawit yang dibudidayakan di kebun, pohon karet juga dibudidayakan di kebun. Salah satu perusahaan yang berfokus pada budidaya karet adalah PT Kirana Megatara Tbk. yang listing di Bursa Efek Indonesia dengan kode KMTR. Lalu apakah sahamnya layak digunakan untuk investasi? Serta bagaimana dengan prospek sahamnya di masa mendatang?

Seperti biasa sebelum membahas sebuah emiten lebih jauh, saya akan membahas sedikit sejarah perusahaan. Awalnya perusahaan bernama PT Djambi Waras didirikan di Jambi pada tahun 1968. Lalu pada tahun 1978 perusahaan dengan nama PT Pantja Surya yang berlokasi di Sumatera Utara didirikan. Lalu berselang lima tahun kemudian PT Nusira yang berlokasi di Sumatera Utara didirikan. Berlanjut pada tahun 1985, PT New Kalbar Processors di Kalimantan Barat didirikan. Karena semakin banyak perusahaan yang berdiri maka didirikanlah sebuah perusahaan holding dengan nama PT Kirana Megatara. Perusahaan inilah yang pada akhirnya IPO di tahun 2017 dengan kode KMTR.

Untuk manajemen sendiri posisi direktur utama diisi oleh Bapak Martinus Subandi Sinarya. Sedangkan posisi komisaris utama diisi oleh Bapak Teddy Mizaabianto Sugoto. Sejauh penelusuran yang saya lakukan, tidak ada hal yang aneh sehubungan dengan beliau. Penelusuran KMTR yang saya lakukan di mesin pencari tidak menghasilkan hal-hal yang aneh.

Lalu apa yang menjadi produk utama KMTR? Menurut laporan tahunan 2024, KMTR bergerak dalam bidang pengolahan karet remah (crumb rubber) dan perkebunan karet dan kelapa sawit. Tapi dalam laporan tahunan 2024 mereka, KMTR lebih banyak membahas tentang karet khususnya karet alam. Proses bisnis mereka cukup sederhana. Secara ringkas, proses bisnis KMTR adalah membeli karet dari petani (KMTR memang punya kebun sendiri, tapi disebutkan bahwa 85% karet alam dipasok oleh petani), pengolahan, dan pengiriman karet kepada konsumen. Oh iya, untuk pembaca yang belum tahu, karet dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu karet alam (dari hasil penyadapan pohon karet atau nama lainnya pohon Para), dan karet sintetits yang tersusun dari olahan minyak bumi. Karet yang diproduksi oleh KMTR rata-rata diekspor. Pelanggan mereka cukup banyak (dan rata-rata berasal dari luar negeri). Salah satunya adalah perusahaan yang memegang merek Hankook. Untuk pembaca yang paham otomotif mungkin sudah tahu bahwa Hankook adalah merek ban mobil dari Korea Selatan.

Negara yang menjadi tujuan ekspor karet PT Kirana Megatara Tbk
Negara tujuan ekspor karet produksi KMTR (klik gambar untuk memperbesar)

Lanjut ke pembahasan keuangan. Bagaimana kondisi keuangan KMTR? Berdasarkan laporan keuangan terakhir yaitu laporan keuangan kuartal 2 2025, selama 6 bulan pertama di tahun 2025 KMTR berhasil memperoleh laba sebesar Rp200,45 miliar. Jumlah itu jika disetahunkan atau dikali empat akan sama dengan Rp400,91 miliar. Di periode yang sama pula ekuitas (yang bisa diatribusikan pada pemilik entitas induk) KMTR adalah sebesar Rp2,224 triliun. Sehingga ROE disetahunkan KMTR adalah sebesar 18,02%. Menariknya saat artikel ini ditulis, harga selembar saham KMTR adalah Rp270 dan KMTR memiliki 8,21 miliar lembar saham beredar. Artinya book value selembar saham KMTR adalah Rp270,8 dan itu artinya KMTR memiliki PBV mendekati 1,00 kali. Analisis ringkasnya bisa dilihat pada tabel berikut:

Analisis keuangan KMTR atau PT Kirana Megatara Tbk
Analisis keuangan KMTR (klik gambar untuk memperbesar)

The bottom line, apakah sahamnya layak untuk dibeli? Dilihat dari analisis keuangan saham ini layak. Tapi yang menjadi kendala adalah kinerja keuangan KMTR yang tidak konsisten (kadang naik dan turun jauh dalam jangka waktu yang cukup singkat). Hal ini wajar karena harga komoditas seperti karet berubah-ubah. Tapi ada beberapa komoditas lain yang fluktuasi atau perubahan harganya tidak secepat karet. Misalnya emas atau batubara yang harganya relatif stabil (dan harga komoditasnya biasanya naik atau turun pelan-pelan). Faktor lainnya yang perlu menjadi perhatian adalah kenaikan tarif impor Amerika Serikat. KMTR mengekspor produk mereka ke beberapa negara. Di laporan public expose 2023 mereka menyebutkan bahwa sekitar 25,5% penjualan mereka adalah penjualan ekspor ke Amerika Serikat. Sehingga kenaikan tarif mungkin akan berdampak pada laba KMTR. Karena tarif ini baru berlaku di bulan Agustus 2025, dampaknya mungkin baru akan terlihat di laporan keuangan kuartal 3 yang biasanya rilis di bulan Oktober 2025 nanti.

Disclaimer: Tulisan ini bukan rekomendasi untuk membeli saham KMTR. Risiko yang muncul akibat pembelian saham KMTR menjadi tanggung jawab masing-masing investor.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Prospek Alfamart (AMRT) di Bursa Efek Indonesia

Penjelasan Sederhana tentang Laporan Keuangan

Mengulik Prospek Saham PT Akasha Wira International Tbk (ADES)