Analisis Saham PT Jababeka Tbk. (KIJA): Saham Properti yang Berpotensi Jadi Multibagger
Banyak perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia. Dari perusahaan tersebut ada perusahaan dengan kinerja keuangan yang bagus dan ada pula yang buruk. Ada pula perusahaan yang kinerja keuangannya buruk lalu setelah beberapa waktu mengalami perubahan menjadi lebih baik. Salah satu perusahaan yang mengalami hal ini adalah PT Jababeka Tbk., dengan kode saham KIJA. Lalu apakah itu berarti sahab PT Jababeka Tbk. layak digunakan untuk investasi?
Seperti biasa analisis akan saya awali dengan sejarah perusahaan. PT Jababeka Tbk. didirikan pada tahun 1989. Kala itu perusahaan memulai pembangunan kawasan industri di Cikarang. Berselang tiga tahun kemudian perusahaan membangun perumahan di kawasan Cikarang. Lalu pada tahun 1994 perusahaan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Di tahun-tahun selanjutnya perusahaan terus melakukan ekspansi dan pengembangan. Misalnya di tahun 1996 perusahaan membuka lapangan golf dengan nama The Jababeka Golf and Country Club. Lalu pada tahun 2003 KIJA mendirikan Jababeka Central Business District (CBD). Lalu perusahaan pada tahun 2013 mengoperasikan pembangkit listrik dengan kapasitas 130MW oleh Bekasi Power. Di tahun 2016 perusahaan meresmikan Kawasan Industri Kendal-Park. Saat ini KIJA bergerak dalam bidang usaha kawasan industri dan sarana penunjangnya seperti pembangunan perumahan, pertokoan, apartemen, perkantoran, apartemen, dan pembangunan sarana-sarana lainnya seperti sarana rekreasi dan fasilitas olahraga.
Berdasarkan laporan tahunan 2024 posisi komisaris utama KIJA diisi oleh Bapak Suhardi Alius. Sedangkan posisi direktur utama diisi oleh Bapak Setyono Djuandi Darmono. Sejauh penelusuran yang saya lakukan di dunia maya, KIJA tidak pernah tercatat melakukan hal-hal yang aneh-aneh maupun tersangkut masalah hukum. Di website resmi Bursa Efek Indonesia saya hanya menemukan permintaan penjelasan atas volatilitas transaksi saham KIJA di Bursa Efek Indonesia.
Lalu apa sebenarnya bisnis yang dijalankan oleh KIJA? Kegiatan bisnis KIJA sebenarnya bisa dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama ada kelompok real estat dan properti. Kedua ada kelompok infrastruktur. Kelompok real estat dan properti meliputi penyediaan kawasan industri, kawasan perumahan, kawasan komersial beserta fasilitas pendukungnya. Perusahaan juga menyewakan real estate dan property yang mereka miliki kepada berbagai pihak. Untuk kelompok infrastruktur perusahaan menyediakan jasa-jasa dan fasilitas tertentu seperti pengolahan air bersih dan limbah, penyediaan energi, dry port, Kota Jababeka (kota yang didirikan oleh perusahaan dan sudah dihuni sekitar 1 juta orang), dan beberapa infrastruktur yang ada di Kendal, Tanjung Lesung, dan Morotai.
![]() |
| Tampilan Jababeka Residence yang ada pada Kota Jababeka |
Berlanjut ke keuangan perusahaan, keuangan KIJA mengalami turnaround atau pembalikan yang cukup signifikan. Berdasarkan laporan keuangan terakhir yang dirilis oleh KIJA, yaitu laporan keuangan kuartal 2 (atau semester 2) 2025, KIJA membukukan laba sebesar Rp310,65 miliar. Jumlah ini jika disetahunkan (dengan cara dikali 2) maka akan sama dengan Rp621,3 miliar. Dibandingkan dengan laba disetahunkan KIJA pada kuartal 1 2025 yang hanya sebesar Rp172,97 miliar tentu ini merupakan pencapaian yang luar biasa. ROE disetahunkan KIJA pun meloncat jadi 10,16%. Ekuitas KIJA di kuartal 2 2025 ini pun naik menjadi Rp6,1 triliun. Dengan jumlah saham beredar sebanyak 20,8 miliar lembar, book value selembar saham KIJA sama dengan Rp293 per lembar saham. Menariknya lagi, saat artikel ini ditulis harga saham KIJA masih sekitar Rp191-an per lembar saham. Artinya PBV-nya hanya sekitar 0,6 kali. Analisis ringkas keuangan KIJA dapat dilihat pada tabel berikut:
![]() |
| Analisis ringkas keuangan KIJA (klik gambar untuk memperbesar) |
The bottom line, apakah KIJA layak untuk digunakan sebagai sarana investasi? Jika melihat dari aspek keuangan dan manajemennya, jawabannya iya. KIJA menarik untuk digunakan untuk investasi jangka pendek maupun menengah. Selain karena dua hal tersebut, KIJA juga memiliki prospek yang cukup cerah. Ingat bahwa banyak perusahaan asing yang ingin mendirikan pabrik di Indonesia. Berdasarkan informasi yang ada di public expose perusahaan, KIJA memiliki land bank (cadangan lahan yang nantinya akan digunakan untuk pembangunan) di berbagai daerah dan untuk berbagai peruntukan. KIJA memiliki cadangan lahan di Kota Jababeka (digunakan untuk pembangunan industri dan pusat bisnis yang strategis), Morotai (letaknya di Maluku Utara dan memiliki prospek untuk pariwisata), Tanjung Lesung (terletak di Banten dan prospeknya cukup cerah untuk pariwisata), dan Kendal Industrial Park (terletak di Jawa Tengah, dengan prospek sebagai lokasi pendirian pabrik maupun industri lainnya). Betul sekarang ada isu rojali (rombongan jarang beli) yang sering masuk dan keluar mall. Tapi karena KIJA tidak fokus hanya pada mall saja (apalagi KIJA punya Cikarang Dry Port, pelabuhan yang digunakan untuk ekspor impor dan mirip sekali dengan pelabuhan besar seperti Tanjung Priok) maka dampak rojali ini mungkin akan kecil sekali ke keuangan KIJA.


Komentar
Posting Komentar