Analisis Saham PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA): Perusahaan Jasa Calon Multibagger? (Part 2)
Pada part sebelumnya saya sudah membahas tentang analisis keuangan dari ASSA. Part sebelumnya bisa dibaca di sini. Di pembahasan tersebut ASSA terlihat cukup menarik secara finansial. Namun selain menggunakan analisis finansial kita juga harus melakukan analisis pada manajemen dan produk yang mereka sediakan sebelum menentukan apakah saham ASSA ini layak digunakan untuk investasi atau justru sebaliknya.
![]() |
| Logo PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) |
Sebelum menganalisis manajemen ASSA, ada baiknya kita melihat dulu sejarah ASSA sendiri. PT Adi Sarana Armada Tbk. didirikan pada tanggal 17 Desember 1999. Kala itu perusahaan bernama Pt Quantum Megahtama Motor. Lalu pada tanggal 22 Januari 2003 barulah perusahaan mengalami pergantian nama menjadi PT Adira Sarana Armada atau yang dikenal juga dengan nama ADIRA Rent. Setelah berganti nama perusahaanmulai mengoperasikan kegiatan usaha komersial di bidang penyewaan kendaraan dengan jaringan lingkup nasional dengan armada yang awalnya berjumlah 819 unit.
Untuk memperluas jangkauan bisnisnya, nama perusahaan kembali berubah menjadi PT Adi Sarana Armada dengan merek dagang ASSA pada tanggal 7 September 2009. Lalu perusahaan pada tanggal 12 November 2012 melakukan penawaran umum perdana (istilah lainnya IPO atau ‘melantai’) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode yang sama seperti merek dagangnya, yaitu ASSA. Saat ini ASSA menyediakan berbagai layanan yang saling terintegrasi satu sama lain. Diantaranya layanan sewa kendaraan, transportasi logistik, layanan pengemudi, balai lelang otomotif, layanan jual beli kendaraan bekas, dan layanan pengiriman yang mencakup seluruh wilayah Indonesia.
Berdasarkan laporan tahunan 2024 posisi presiden direktur diisi oleh Bapak Drs. Prodjo Sunarjanto Sekar Pantjawati. Sedangkan posisi presiden komisaris diisi oleh Ibu Erida. Sejauh penelusuran yang saya lakukan, manajemen ASSA tidak pernah melakukan hal-hal yang aneh-aneh.
Apa saja produk-produk yang ditawarkan oleh ASSA? Ada banyak. Ada ASSA Rent (layanan sewa kendaraan dengan berbagai masa sewa), ASSA Logistics (layanan transportasi logistik), ASSA Driver Services (layanan penyediaan pengemudi yang ramah, professional, dan berpengalaman), Share Fleet dan Share Car (layanan sewa kendaraan dengan berbagai opsi, termasuk opsi lepas kunci), JBA BidWin Auction atau JBA (layanan lelang kendaraan), Caroline.id (situs jual beli mobil), dan Anteraja (layanan pengantaran paket).
Lalu bagaimana kesimpulannya, alias the bottom line? Prospek bisnis ASSA cukup cerah mengingat berbagai lini bisnis yang dimilikinya. Terlebih adanya peningkatan permintaan mobil bekas (karena ada trend penurunan daya beli di masyarakat) dan peningkatan permintaan sewa mobil yang bisa menjadi peluang bagi ASSA. Diluar dua peluang tersebut masih ada peluang lain yang bisa dimanfaatkan oleh ASSA yaitu usaha pengiriman mereka. Bukankah sekarang banyak orang yang sering berkirim paket dan belanja online? Terlepas dari peluang yang ada, perlu diingat juga bahwa ASSA punya utang yang lumayan banyak. Walaupun begitu perlu dipahami bahwa model bisnis ASSA kurang lebih seperti ini: beli kendaraan secara kredit, lalu setelah digunakan sekian tahun kendaraannya dijual, lalu beli lagi kendaraan baru secara kredit. Jadi wajar jika ASSA punya utang yang lumayan banyak.
Sehingga sebagai bottom line saya bisa katakan ASSA cukup layak digunakan sebagai sarana investasi. Hanya saja saat artikel ini ditulis harganya sudah cukup tinggi (sekitar Rp890-an per lembar setelah sebelumnya sempat menyentuh harga Rp900-an per lembar). Jika ingin berinvestasi di ASSA mungkin bisa menunggu harga sahamnya turun dulu beberapa poin (tapi kecil kemungkinannya saham ASSA akan turun di bawah Rp800 per lembar, kecuali kinerja keuangannya mengalami penurunan di masa mendatang). Atau mungkin bisa mencari perusahaan lain yang naiknya belum sebanyak ASSA.
Disclaimer: Ulasan ini bukanlah rekomendasi untuk membeli saham ASSA. Keputusan membeli saham ASSA (dan risiko yang mungkin muncul) menjadi tanggung jawab masing-masing investor

Komentar
Posting Komentar