Berkenalan dengan Jenis-jenis Buku Besar
Pada postingan beberapa waktu yang lalu saya membahas cara posting jurnal ke buku besar. Posting tersebut dapat dicek pada link berikut. Perlu diketahui bahwa jenis buku besar yang digunakan dalam posting tersebut adalah buku besar dengan jenis T. Disebut jenis T karena jenis buku besar ini tersusun atas sebuah garis vertikal dan sebuah garis horizontal di atasnya. Buku besar jenis ini mudah dibuat dan digunakan (karena hanya memerlukan dua garis, sehingga jika dibuat dengan cara tulis tangan akan lebih efisien, terlebih waktu adalah komponen yang sangat penting saat ujian). Tapi perlu diketahui juga bahwa buku besar dengan bentuk ini jarang digunakan dalam kasus nyata. Alias jarang digunakan dalam dunia kerja. Lalu jika buku besar jenis ini jarang digunakan dalam dunia kerja, mengapa perlu dipelajari?
Buku besar jenis T relatif mudah dipahami dan bentuknya sederhana, sehingga digunakan dalam pembelajaran akuntansi. Namun dibalik kesederhanaannya, buku besar jenis T memiliki kelemahan. Kelemahannya adalah buku besar jenis T tidak menampilkan saldo setiap akun pada suatu waktu. Agar saldo pada suatu waktu bisa diketahui, kita perlu menjumlahkan dulu kolom debit dan kolom kreditnya, lalu diselisihkan. Tentu jika akunnya sedikit, hal ini tidak terlalu merepotkan. Namun jika jumlah akunnya relatif banyak kegiatan ini akan merepotkan. Selain itu, penggunaan buku besar bentuk T sedikit menyulitkan jika kita akan membuat jurnal penyesuaian, jurnal penutup, dan jurnal pembalik. Mengapa? Karena saldo yang muncul pada buku besar model T umumnya hanya satu saja. Saldo sebelum dibuatnya jurnal penyesuaian maupun jurnal penutup tidak terlihat. Lalu bagaimana solusinya? Jika ingin dipaksakan menggunakan akun T (atau buku besar dengan bentuk T), kadang buku besar dibuat beberapa. Jadi ada buku besar sebelum penyesuaian, buku besar setelah penyesuaian, buku besar setelah jurnal penutup, dan buku besar setelah jurnal pembalik.
Solusi lainnya yang bisa menjadi pilihan adalah dengan menggunakan tabel dengan bentuk yang lebih terstruktur. Selain dengan menggunakan bentuk T, tabel yang digunakan dalam buku besar berbentuk sebagai berikut.
![]() |
| Tampilan buku besar kosong (klik gambar untuk memperbesar) |
Ada tujuh kolom dalam tabel tersebut. Kolom (1) berisikan tanggal jurnal. Kolom (2) berisikan keterangan jurnal. Keterangan ini bisa diambil dari keterangan yang ada di bawah jurnal (atau keterangan yang kita buat saat membuat jurnal umum). Kolom (3) adalah kolom yang berisikan informasi halaman jurnal. Seperti yang sempat dijelaskan sebelumnya, di pojok kanan atas jurnal terdapat informasi halaman jurnal. Halaman inilah yang ditulis di kolom (3) ini. Kadang ditambahkan juga inisial, misalnya Jurnal Umum sering disingkat JU. Kolom (4) dan (5) diisi sesuai dengan posisi debit dan kredit yang ada pada jurnal. Jika di jurnal akun Kas di debit, maka pada buku besar kolom debit diisi angka, sedangkan kolom kredit dikosongkan. Terakhir ada kolom (6) dan (7). Kolom ini berisikan penjumlahan dari angka yang ada di kolom (4) dan (5). Angka yang ada di kolom (6) dan (7) inilah yang disebut dengan saldo. Jika kolom (6) atau kolom Debit yang terisi, akunnya berarti bersaldo debit, sebaliknya jika kolom (7) atau kolom Kredit yang terisi, akunnya berarti bersaldo kredit.
Masih bingung sampai sejauh ini? Saya rasa wajar, karena belum ada contohnya. Berikut ini saya sajikan contohnya. Tapi karena keterbatasan waktu, maka contoh yang disajikan hanya untuk akun Kas dengan nomor akun 101.
![]() |
| Contoh buku besar yang sudah diisi, dan perbandingannya dengan buku besar bentuk T (klik gambar untuk memperbesar) |
Jika dibandingkan dengan buku besar model T yang ada di atasnya, ada beberapa kelebihan yang langsung terlihat. Selain kita tahu jurnal tersebut ada di jurnal umum halaman keberapa, kita juga bisa mengetahui saldo pada setiap tanggal. Misalnya kita ingin tahu saldo Kas pada tanggal 20 Mei 2022, maka kita tinggal melihat kolom nomor (6) pada tanggal 20 Mei 2022. Cukup mudah bukan?
Minggu depan saya akan membahas tentang jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian kadang menjadi momok yang menakutkan dalam akuntansi, namun jika paham cara dan trik menggunakannya, jurnal penyesuaian tidaklah sesulit yang dibayangkan.


Komentar
Posting Komentar