Berkenalan dengan Jurnal Penyesuaian (Part 1)
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan akun-akun yang ada pada buku besar agar saldonya sesuai dengan kenyataan. Kenyataan yang dimaksud di sini adalah kondisi yang ada di lapangan. Beberapa kenyataan dilapangan mungkin baru diketahu setelah periode akuntansi terlewati. Contohnya, perusahaan membeli persediaan kantor di awal tahun 2024 dengan nilai Rp10.000.000. Persediaan yang dimaksud di sini adalah kertas, pulpen, tinta, dan jenis alat tulisnya. Saat perusahaan membeli persediaan tentu perusahaan membuat jurnal. Sehingga jumlah persediaan yang dibeli tercatat di akun yang ada di buku besar. Selama periode 1 Januari 2024 sampai dengan 31 Desember 2024 tentu persediaan tersebut berkurang karena digunakan atau hilang. Sedangkan berapa yang digunakan tidak pernah dicatat. Angka yang muncul pada akun ‘Persediaan’ di buku besar pun tetap Rp10.000.000. Padahal angka yang seharusnya muncul pada akun persediaan adalah jumlah persediaan yang ada di gudang. Jika di gudang persediaan hanya sisa Rp500.000, tentu yang tampil harus Rp500.000, bukan Rp10.000.000. Untuk menampilkan angka yang sebenarnya ini, digunakan jurnal penyesuaian.
Perlu diingat bahwa jurnal penyesuaian dibuat karena akuntansi menggunakan prinsip mempertemukan. Prinsip mempertemukan (matching principles) menekankan bahwa pendapatan (atau hasil jualan) perusahaan harus dipertemukan (atau dikurangkan) dengan beban-beban yang muncul pada periode yang sama. Jika kita mencatat dengan periode 1 Januari 2013 sampai 31 Desember 2013, penjualan yang dimasukkan harus penjualan pada periode tersebut. Beban yang dimasukkan pun harus berasal dari periode tersebut. Jika besar bebannya baru diketahui di tahun depan, di Januari 2014 awal? Beban tersebut harus dicatat di periode 1 Januari 2013 sampai 31 Desember 2013 dengan menggunakan jurnal penyesuaian.
Contoh lainnya, perusahaan membuat catatan akuntansi untuk suatu periode. Katakanlah untuk periode tanggal 1 Januari 2024 sampai dengan 31 Desember 2024. Lalu ada barang yang hilang atau dicuri pada kurun waktu tersebut dan tidak ada karyawan yang tahu barang itu dicuri. Saat dicek pada bulan Januari 2025 barulah diketahui ada pencurian tersebut. Kerugian yang muncul akibat pencurian tersebut dicatat pada jurnal penyesuaian. Tanggal yang digunakan adalah tanggal 31 Desember 2024, dengan jumlah sebesar nilai barang yang hilang.
Apakah hanya dua kejadian tersebut yang dicatat dalam jurnal penyesuaian? Tidak juga. Sesuai dengan Namanya, semua transaksi dapat dicatat dalam jurnal penyesuaian, selama tujuannya untuk menyesuaikan akun agar sesuai dengan kenyataan di lapangan pada periode tersebut. Contoh lainnya: pada periode 1 Januari 2024-31 Desember 2024 ada karyawan yang kasbon, tapi kasbon tersebut baru diketahui tanggal 2 Januari 2025. Kasbon tersebut harus dicatat dalam jurnal penyesuaian, dan tanggal yang digunakan adalah tanggal 31 Desember 2024.
Sampai di sini mungkin pembaca sudah mumet membaca. Ya karena (1) belum masuk ke praktik dan (2) jurnal penyesuaian seringkali memuat transaksi yang tidak biasa (atau bahkan aneh). Coba pembaca ingat-ingat, dari sekian latihan transaksi akuntansi yang pernah dikerjakan, berapa kali muncul transaksi kehilangan atau pencurian barang?
Transaksi yang dicatat pada jurnal penyesuaian umumnya dapat dibagi menjadi enam kelompok. Kelompok pertama adalah beban yang sudah terjadi namun belum dicatat (dan biasanya belum dibayar). Contohnya beban air. Biasanya kita menggunakan air dulu, lalu di bulan selanjutnya baru kita tahu besar tagihannya. Tagihan air itu harus dicatat di bulan sebelumnya, bukan pada saat kertas tagihannya diterima. Kelompok kedua adalah pendapatan yang sudah terjadi (barang atau jasa sudah diberikan pada pelanggan) namun uangnya belum kita terima. Kelompok ketiga adalah beban yang dibayar dimuka (misalnya bayar sewa gedung untuk 10 tahun). Kelompok keempat adalah pendapatan yang diterima di muka (misalnya customer sudah bayar lunas barangnya, tapi barang belum kita serahkan ke customer). Kelompok kelima adalah kerugian piutang (jumlah piutang yang kira-kira tidak akan dibayar oleh pelanggan perusahaan). Terakhir adalah kelompok depresiasi atau penyusutan (depresiasi ya, bukan depresi).
Untuk contoh jurnal penyesuaian akan dibahas pada posting selanjutnya. Mengapa? Agar posting ini tidak terlalu panjang tentunya.
Update 30 Juli 2025: Posting selanjutnya sudah terbit dan bisa diakses di sini
Komentar
Posting Komentar