Berkenalan dengan Kertas Kerja (Worksheet) Part 1

Setelah seorang siswa baru belajar tentang jurnal penyesuaian, biasanya ia akan mempelajari cara menggunakan kertas kerja. Nama lain dari kertas kerja ini adalah worksheet. Berbeda dengan buku besar yang wajib ada, worksheet atau kertas kerja ini tidak wajib ada dalam siklus akuntansi. Mengapa?

Sebelumnya mari kita ingat bahwa informasi-informasi yang ada dalam akuntansi nantinya akan diolah menjadi laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan menggunakan angka-angka yang ada dalam buku besar. Karena dalam buku besar seringkali berisi banyak akun, rentan terjadi kesalahan saat memindahkan angka-angka tersebut ke dalam laporan keuangan. Apalagi jika siklus akuntansi masih dilakukan secara manual. Untuk mengurangi potensi hal tersebut terjadi maka disusunlah kertas kerja atau worksheet. Nama lain dari kertas kerja adalah neraca lajur. Biasanya nama ini digunakan di buku-buku akuntansi lama.

Karena namanya ‘alat bantu’ dan not mandatory (alias tidak wajib), akuntan bisa saja langsung menyusun laporan keuangan setelah jurnal penyesuaian di-posting ke dalam buku besar. Atau dengan kata lain akuntan boleh tidak membuat neraca lajur. Tapi biasanya akuntan lebih senang menyusun worksheet dulu baru menyusun laporan keuangan. Mengapa seperti itu? Karena (1) memudahkan dalam menyusun laporan keuangan, (2) menyajikan ringkasan saldo dari masing-masing akun, dan (3) memudahkan untuk melihat kesalahan yang mungkin tidak disadari selama proses membuat jurnal penyesuaian.

Neraca lajur yang sudah selesai akan mengandung informasi yang bisa digunakan untuk menyusun laporan keuangan. Tapi neraca lajur tidak bisa menggantikan kedudukan laporan keuangan, karena fungsinya hanya sebagai alat bantu penyusunan laporan keuangan. Neraca lajur atau worksheet atau kertas kerja memiliki bentuk sebagai berikut:

Contoh tampilan dari neraca lajur atau worksheet atau kertas kerja
Contoh tampilan dari neraca lajur yang tidak wajib dibuat (klik gambar untuk memperbesar)

Sebenarnya ada beragam jenis neraca lajur. Gambar di atas adalah gambar neraca lajur 10 kolom yang sering digunakan dalam pembelajaran sehari-hari. Ada juga neraca lajur 8 kolom dan neraca lajur 12 kolom.  Jika diperhatikan, masing-masing kolom ‘Debit’ dan ‘Kredit’ memiliki judul sendiri-sendiri. Seperti ‘Neraca Saldo’, ‘Penyesuaian’, ‘Neraca Saldo Setelah Penyesuaian’, ‘Laba Rugi’ dan ‘Laporan Posisi Keuangan’. Bagaimana cara penggunaannya? Well cara penggunaannya akan saya bahas dalam posting selanjutnya.

Update 30 Juli 2025: Part 2 sudah dirilis dan bisa dibaca di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Prospek Alfamart (AMRT) di Bursa Efek Indonesia

Penjelasan Sederhana tentang Laporan Keuangan

Mengulik Prospek Saham PT Akasha Wira International Tbk (ADES)