Berkenalan dengan Kertas Kerja (Worksheet) Part 2
Pada artikel sebelumnya saya sudah membahas sekilas tentang kertas kerja atau worksheet atau neraca lajur. Di artikel tersebut juga dibahas tentang fungsi kertas kerja. Di part 2 saya akan membahas bagaimana cara membuat kertas kerja. Pastikan untuk membaca part 1 sebelum lanjut ya.
Agar neraca lajur dapat disusun, jurnal penyesuaian perlu diselesaikan terlebih dahulu. Tapi perlu dicatat jika memang tidak diperlukan jurnal penyesuaian ya jurnal penyesuaiannya tidak perlu disusun. Alias neraca lajur sudah bisa disusun begitu selesai posting buku besar dan trial balance untuk periode yang bersangkutan sudah dibuat.
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memasukkan angka-angka yang ada pada trial balance ke kolom ‘Neraca Saldo’. Posisikan saldo tiap-tiap akun sesuai dengan debit dan kreditnya. Jika akun ‘Kas’ bersaldo debit sebesar Rp100 juta, maka angka Rp100 juta itu dimasukkan dalam kolom debit di bagian ‘Neraca Saldo’ yang ada pada kertas kerja. Hal yang sama juga dilakukan untuk akun-akun lainnya yang ada pada trial balance. Setelah dimasukkan lalu angka yang ada di kolom debit dan kredit dijumlahkan. Tentu jumlahnya harus balance (sama) antara debit dan kredit.
Langkah kedua adalah memasukkan jurnal penyesuaian ke dalam kolom debit atau kredit di bagian ‘Jurnal Penyesuaian’. Guna memasukkan jurnal penyesuaian ke bagian ini, terkadang jurnal penyesuaian harus dijumlahkan terlebih dahulu. Misalnya: dari sekian jurnal penyesuaian yang dibuat ada ayat jurnal penyesuaian di mana akun ‘Kas’ didebit dengan jumlah Rp100.000. Lalu di ayat jurnal lainnya ada akun ‘Kas’ yang juga di debit, tapi kali ini jumlahnya Rp50.000. Kedua angka tersebut dijumlahkan terlebih dahulu baru dimasukkan ke kolom debit di bagian ‘Jurnal Penyesuaian’ di kertas kerja. Angka yang dimasukkan adalah Rp150.000 (Rp100.000+Rp50.000=Rp150.000). Tapi jika posisinya berlawanan (debit dan kredit) maka angkanya dimasukkan ke kolom debit dan kredit. Misalnya pada jurnal penyesuaian ada salah satu ayat jurnal yang mendebit akun beban listrik sebesar Rp25.000. Lalu ada juga ayat jurnal lainnya dimana akun beban listrik dikredit sebesar Rp100.000. Maka saat dimasukkan ke kertas kerja, keduanya juga ditulis, baik debit sebesar Rp25.000 dan kredit sebesar Rp100.000. Alias kolom debit dan kreditnya terisi. Ingat juga setelah semua jurnal penyesuaian dimasukkan kolom debit dan kredit ditotal (pastikan juga jumlah kolom debit balance atau sama dengan kolom kredit).
Langkah ketiga adalah mengisi kolom ‘Neraca Saldo Setelah Penyesuaian’. Cara mengisinya sederhana, cukup dengan mengurangkan atau menambahkan angka yang ada di kolom ‘Neraca Saldo’ dengan angka-angka yang ada di kolom ‘Jurnal Penyesuaian’. Pengurangan atau penambahan ini menyesuaikan dengan saldo normal dari masing-masing akun. Jika kolom ‘Jurnal Penyesuaian’ kosong maka angka yang ada di kolom ‘Neraca Saldo’ bisa langsung dipindahkan. Jangan lupa untuk menjumlah kolom debit dan kredit, serta pastikan juga saldonya balance atau sama.
Langkah keempat adalah mengisi kolom ‘Laba Rugi’ (kadang ditulis ‘Laporan Laba Rugi’). Cara mengisinya cukup sederhana, yaitu dengan memasukkan saldo akun-akun yang masuk dalam kelompok pendapatan dan beban. Angka-angka yang dimasukkan bersumber dari kolom ‘Neraca Saldo Setelah Penyesuaian’. Saat kolom debit dan kredit dijumlahkan, jumlahnya tidak akan balance. Hal itu wajar karena tidak semua akun dimasukkan dalam kolom ‘Laba Rugi’ ini (ingat yang dimasukkan hanya akun pendapatan dan beban).
Langkah kelima adalah mengisi kolom ‘Laporan Posisi Keuangan’ atau kolom ‘Neraca’. Pengisian kolom ini sedikit bertolak belakang dengan kolom ‘Laba Rugi’. Pada kolom ini akun-akun yang dimasukkan hanya akun-akun yang termasuk dalam kelompok aset, liabilitas, dan ekuitas. Sama seperti kolom ‘Laba Rugi’, pada kolom ini jumlah debit dan kredit juga tidak akan balance atau sama.
Mengapa jumlah kolom debit dan kredit di ‘Laba Rugi’ dan ‘Laporan Posisi Keuangan’ tidak sama? Jumlahnya tidak sama karena tidak semua akun dimasukkan ke ‘Laba Rugi’ dan ‘Laporan Posisi Keuangan’. Tapi jika diperhatikan, selisihnya akan sama. Selisih ini juga memiliki arti tertentu yang akan dijelaskan pada tulisan selanjutnya.
Sejauh ini bagaimana? Wajar jika masih ada yang bingung karena saya belum masuk ke dalam contoh riilnya. Saat masuk ke contoh riilnya, kemungkinan besar materi neraca lajur ini akan menjadi lebih mudah.
Update 30 Juli 2025: Part 3 dari artikel ini sudah dirilis! Klik di sini untuk membaca
Komentar
Posting Komentar