Berkenalan dengan Kertas Kerja (Worksheet) Part 3

Pada part 1 saya sudah membahas tentang kertas kerja. Di part 2 saya sudah membahas bagaimana cara menggunakan kertas kerja yang juga disebut dengan nama worksheet maupun neraca lajur. Pada part 3 saya akan membahas bagaimana cara menggunakan neraca lajur dengan menggunakan contoh kasus. Karena topiknya tentang contoh kasus, tentu ada ‘soal’ yang akan dibahas dalam artikel ini. Berikut ini adalah contoh kasusnya.

UD Sumber Selamet adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa konsultasi. Berikut ini adalah tampilan dari sebagian neraca saldo UD Sumber Selamet tanggal 31 Desember 2024.

Neraca saldo yang akan digunakan dalam contoh soal
Neraca saldo yang belum disesuaikan (klik gambar untuk memperbesar)

Berikut ini adalah data yang digunakan untuk membuat jurnal penyesuaian. Jika pembaca masih kurang paham tentang jurnal penyesuaian, pembaca bisa membaca artikel saya yang membahas tentang jurnal penyesuaian.

  1. Perlengkapan kantor yang belum terpakai dan masih tersisa adalah sebesar Rp12.000
  2. Beban asuransi untuk tahun 2024 adalah sebesar Rp24.400
  3. Depresiasi (atau penyusutan) gedung diperkirakan sebesar 5% per tahun. Hal yang sama juga berlaku untuk peralatan yang disusutkan sebesar 5% per tahun.
  4. Beban listrik dan air di bulan Desember 2024 dengan total Rp22.200 belum dibayar
  5. Pendapatan sewa gedung sebesar Rp1.260.000 adalah pendapatan sewa untuk 18 bulan yang dihitung dari tanggal 1 Januari 2024. Uang sudah diterima oleh perusahaan tanggal 1 Januari 2024.
  6. Beberapa orang yang menyewa gedung perusahaan belum membayar uang sewa di bulan Oktober 2024, November 2024, dan Desember 2024 dengan jumlah Rp173.400
  7. Beban lain-lain yang belum dibayar perusahaan dengan jumlah Rp12.350 belum dicatat.

Mungkin ada yang bertanya: kenapa angka-angkanya kecil semua? Well angkanya sengaja saya buat kecil agar menghitungnya tidak terlalu susah. Jurnal penyesuaian yang disusun dari transaksi tersebut bisa dilihat pada tampilan berikut.

Jurnal penyesuaian yang sudah selesai
Jurnal penyesuaian yang sudah selesai (klik gambar untuk memperbesar)

Setelah menyusun jurnal penyesuaian langkah selanjutnya adalah menyusun kertas kerja atau neraca lajur. Pertama-tama kita masukkan angka-angka yang ada di neraca saldo ke dalam neraca lajur.

Tahap pertama menyusun neraca lajur: memasukkan angka-angka neraca saldo
Tahap pertama: Masukkan angka-angka dari neraca saldo ke kolom 'Neraca Saldo' di neraca lajur (klik gambar untuk memperbesar)

Seperti terlihat pada gambar di atas, angka-angka yang ada di neraca saldo dimasukkan pada kolom ‘Neraca Saldo’. Posisinya disesuaikan. Misalnya untuk akun Kas karena dalam neraca saldo saldonya debit sebesar Rp950.500 maka diletakkan di kolom debit, dengan jumlah angka sebesar Rp950.500. Lalu angka-angka yang ada di kolom debit dan kredit dijumlahkan. Tentunya jumlah angka di kolom debit dan kredit harus sama alias balance. Seharusnya di kolom ‘Nomor Akun’ diisi nomor akun dari setiap akun. Tetapi untuk mempermudah pemahaman, maka nomor akun saya kosongkan terlebih dahulu.

Setelah angka-angka yang ada di neraca saldo dipindahkan, langkah selanjutnya adalah memindahkan angka-angka yang ada di jurnal penyesuaian ke kolom ‘Jurnal Penyesuaian’. Kurang lebih hasilnya nanti akan seperti berikut:

Tahap kedua menyusun neraca lajur: Masukkan angka-angka jurnal penyesuaian
Tahap kedua: Masukkan angka-angka dari jurnal penyesuaian ke dalam neraca lajur (klik gambar untuk memperbesar)

Pastikan juga, jika ada akun yang didebit atau dikredit dua kali atau lebih dalam jurnal penyesuaian, maka keduanya dijumlahkan dulu baru dimasukkan ke dalam kolom debit atau kredit. Misalnya dalam contoh soal ini, akun ‘Beban yang Masih Harus Dibayar’ dikredit dua kali. Masing-masing sebesar Rp22.200 dan Rp12.350. Kedua angka tersebut dijumlahkan dulu menjadi Rp34.550, baru dimasukkan ke kolom kredit. Perlu dicatat bahwa akun ‘Beban yang Masih Harus Dibayar’ adalah akun yang masuk ke dalam kelompok utang (liabilitas) walaupun mengandung kata ‘Beban’. Oh ya, satu lagi. Pastikan untuk menjumlahkan angka yang ada di kolom debit dan kredit dan jumlah totalnya haruslah sama antara masing-masing kolom.

Langkah selanjutnya adalah mengisi kolom ‘Neraca Saldo Setelah Penyesuaian’. Isikan kolom tersebut dengan menggunakan konsep saldo normal. Hasil akhirnya akan seperti ini:

Tahap ketiga menyusun neraca lajur: Memasukkan angka-angka neraca saldo setelah penyesuaian
Tahap ketiga: Masukkan angka-angka ke dalam kolom 'Neraca Saldo Setelah Penyesuaian' (klik gambar untuk memperbesar)

Contoh mengisinya adalah sebagai berikut: Akun ‘Persediaan Perlengkapan Kantor’ adalah akun yang masuk ke kelompok aset. Debit pada akun yang masuk pada kelompok aset artinya akun tersebut bertambah, sedangkan jika di kredit artinya akun tersebut berkurang. Pada kolom ‘Jurnal Penyesuaian’ ada angka sebesar Rp64.000 di kredit. Artinya akun ‘Persediaan Perlengkapan Kantor’ di kredit sebesar Rp64.000, alias dikurangi dari jumlah awalnya sebesar Rp76.000. Pengurangan tersebut menghasilkan angka sebesar Rp12.000. Angka sebesar Rp12.000 inilah yang masuk ke bagian’Debit’ di kolom ‘Neraca Saldo Setelah Penyesuaian’.

Langkah selanjutnya adalah mengisi kolom ‘Laba Rugi’. Proses mengisinya sederhana, yaitu dengan memindahkan angka-angka dari kolom ‘Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian’ ke kolom ‘Laba Rugi’. Tapi tidak semua angka dipindahkan, hanya angka-angka milik akun kelompok beban dan pendapatan. Hasil akhirnya kurang lebih seperti berikut:

Tahap keempat membuat neraca lajur: Memasukkan angka-angka ke dalam kolom laporan laba rugi
Tahap keempat: Masukkan angka-angka ke dalam kolom 'Laba Rugi' (klik gambar untuk memperbesar)

Perhatikan hasil penjumlahannya. Saat dijumlahkan kemungkinan besar kolom debit dan kredit tidak akan memiliki jumlah yang sama. Jika kolom kredit jumlahnya lebih besar daripada kolom debit artinya perusahaan laba (untung), sebaliknya jika kolom debit yang jumlahnya lebih besar artinya perusahaan rugi. Selisihnya (dalam contoh ini sebesar Rp2.483.775) dimasukkan ke dalam kolom yang berlawanan (dalam contoh ini dimasukkan ke kolom debit), lalu dibawahnya dijumlahkan lagi.

Langkah terakhir adalah mengisi kolom ‘Laporan Posisi Keuangan’. Untuk mengisi kolom ini pindahkan angka-angka dari akun yang masuk dalam kelompok aset, liabilitas (atau utang), dan ekuitas (atau modal). Hasil akhirnya kurang lebih akan seperti berikut:

Tahap kelima membuat neraca lajur: memasukkan angka-angka ke dalam kolom 'Laporan Posisi Keuangan'
Langkah terakhir: Mengisi kolom 'Laporan Posisi Keuangan' (klik gambar untuk memperbesar)

Sama seperti kolom ‘Laba Rugi’, pada kolom ‘Laporan Posisi Keuangan’ juga kemungkinan besar akan muncul selisih (alias kolom debit dan kreditnya tidak balance). Jumlah selisihnya akan sama dengan kolom ‘Laba Rugi’. Hanya saja letak selisihnya berbeda. Misalnya di bagian ‘Laporan Posisi Keuangan’ sisi debit lebih besar daripada kredit, di bagian ‘Laba Rugi’ terjadi kebalikannya: sisi kredit lebih besar daripada sisi debit. Besar selisih ini dimasukkan ke sisi yang lebih kecil (dalam contoh ini sisi ‘Kredit’) lalu dijumlahkan.

Sampai sejauh ini apakah membingunkan? Mungkin perlu latihan beberapa kali sampai akhirnya terbiasa. Tapi dari worksheet ini kita bisa mengetahui beberapa hal sebelum mulai menyusun laporan keuangan. Misalnya UD Sumber Selamet pada tahun 2024 memperoleh laba sebesar Rp2.483.775. Lalu saldo-saldo akun yang nantinya akan dipakai membuat laporan posisi keuangan sudah terpampang jelas di kolom ‘Laporan Posisi Keuangan’ di mana  perusahaan memiliki akun ‘Piutang Dagang’ bersaldo Rp173.400, akun ‘Kas’ sebesar Rp950.500, dan seterusnya. Informasi ini dapat digunakan untuk menyusun laporan keuangan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Prospek Alfamart (AMRT) di Bursa Efek Indonesia

Penjelasan Sederhana tentang Laporan Keuangan

Mengulik Prospek Saham PT Akasha Wira International Tbk (ADES)