Analisis Saham ASLC: Apakah Secerah Induk Perusahaannya?

Pagi hari tadi saya sempat menerima pertanyaan dari teman saya. Intinya teman saya bertanya tentang sebuah saham. Konon saham perusahaan ini sudah turun banyak dan berfokus pada usaha sewa kendaraan. Sempat saya sebutkan bahwa salah satu perusahaan yang sahamnya sudah turun banyak, punya usaha sewa (atau rental) mobil, dan kinerja keuangannya lumayan bagus adalah ASSA. Tapi saat kembali menganalisis ASSA saya teringat bahwa ASSA punya anak perusahaan yang juga listing di Bursa Efek Indonesia. Nama perusahaannya adalah PT Autopedia Sukses Lestari dengan kode saham ASLC. Lalu bagaimana dengan prospek saham ASLC ini?

Logo Autopedia Sukses Lestari (ASLC)
Logo ASLC

Seperti biasa sebelum menganalisis sebuah perusahaan saya akan menuliskan sedikit sejarahnya. ASLC sendiri berdiri pada tanggal 18 November 2013 dengan nama PT Adi Sarana Lelang. Pada tahun 2014 perusahaan mendirikan bisnis lelang otomotif dengan nama BidWin. BidWin yang didirikan oleh ASLC menjadi perusahaan lelang terbesar ketiga di Indonesia dan memiliki 10 kantor cabang di Indonesia. Pencapaian ini diperoleh pada tahun 2019. Di tahun yang sama pula merek BidWin diubah menjadi JBA BidWin Auction. Merek tersebut diubah oleh ASLC setelah mengakuisisi 51% saham JBAI. Di tahun 2020 JBA meluncurkan aplikasi lelang online yang bisa diakses dari smartphone (baik Android maupun iOS). Nama perusahaan diubah pada tahun 2021 menjadi PT Autopedia Sukses Lestari. Di tahun 2022 akhirnya ASLC listing di Bursa Efek Indonesia. Inovasi terus dilakukan oleh perusahaan dengan membuka cabang baru maupun brand baru. Selain lelang dengan brand JBA, ASLC juga memiliki Caroline.id dan MotoGadai.

Lalu bagaimana dengan manajemen perusahaannya? Untuk posisi komisaris utama diisi oleh Ibu Erida. Sedangkan posisi direktur utama diisi oleh Jany Candra. Jika kita pernah membaca laporan tahunan ASSA, nama-nama top management di ASLC terasa tidak asing karena ada nama-nama yang sama (alias rangkap jabatan). Seperti misalnya Ibu Erida yang juga memangku jabatan di ASSA sebagai presiden komisaris. Sejauh penelusuran yang saya lakukan, ASLC tidak pernah melakukan hal yang aneh-aneh. Alias track recordnya cukup bagus.

Next pembahasan kita lanjutkan ke produk-produk ASLC. Berdasarkan laporan public expose tahun 2025, ASLC memiliki empat lini bisnis. Pertama ada JBA yang menjadi platform lelang online maupun offline mereka. Kedua ada motogadai yang menyediakan jasa pegadaian mobil. Ketiga ada Cartalog yang menyediakan data harga mobil bekas (sehingga kita yang menjual mobil tidak akan salah menentukan harga mobil atau minimal kita akan punya bayangan harga mobilnya berapa). Keempat ada Caroline.id yang menyediakan jasa penjualam mobil bekas melalui sistem online dan offline. Total ASLC memiliki 17 showroom Caroline.id dan 35 lokasi JBA.

Bagian selanjutnya kita membahas tentang keuangan ASLC. Berdasarkan laporan keuangan terakhir, yaitu laporan keuangan kuartal 2 2025, ASLC memperoleh laba bersih yang bisa diatribusikan pada pemilik entitas induk sebesar Rp18,56 miliar. Jika jumlah itu disetahunkan atau dikali dua (karena laba sebesar 18,56 miliar itu adalah laba selama enam bulan), maka diperoleh laba bersih disetahunkan sebesar Rp37,135 miliar. Pada periode yang sama jumlah ekuitas ASLC yang bisa diatribusikan pada entitas induk adalah sebesar Rp742,8 miliar. Ini berarti ROE disetahunkan ASLC adalah sebesar 5%. Selain itu harga selembar saham ASLC (saat artikel ini ditulis) adalah Rp64. Artinya PBV ASLC adalah sebesar 1,09 kali. Analisis ringkas keuangan ASLC dapat dilihat pada tabel berikut:

Analisis ringkas keuangan ASSA sampai Q2 2025
Analisis keuangan PT Autopedia Sukses Lestari Tbk. (ASLC) (Klik gambar untuk memperbesar)

The botton line. Apakah sahamnya layak untuk digunakan sebagai sarana investasi? Jika ditinjau dari sisi proses bisnis (jual beli kendaraan bekas dan pegadaian kendaraan) dan manajemen perusahaan, ASLC layak digunakan untuk berinvestasi. Tapi yang menjadi kendala untuk saat ini adalah kondisi keuangan ASLC. Seperti yang sudah bisa dilihat pada tabel di atas, ROE ASLC masih di bawah 10%. Solusinya? Saham lain mungkin bisa menjadi alternatif. Mungkin induk perusahaan ASLC, yaitu ASSA.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Prospek Alfamart (AMRT) di Bursa Efek Indonesia

Penjelasan Sederhana tentang Laporan Keuangan

Mengulik Prospek Saham PT Akasha Wira International Tbk (ADES)