Cara Membuat Laporan Keuangan dari Persamaan Dasar Akuntansi (Part 1)
Sebelum saya lanjut menulis, saya ingin menekankan bahwa artikel ini bukan untuk orang yang sudah paham akuntansi. Ini adalah artikel yang dasar (banget) dan melanjutkan artikel saya yang sebelumnya, yaitu tentang persamaan dasar akuntansi. Artikel sebelumnya bisa dibaca di sini.
Seperti yang pernah saya bahas di salah satu posting saya sebelumnya, salah satu tahapan dari akuntansi adalah mengomunikasikan informasi keuangan kepada pemangku kepentingan. Informasi keuangan yang sebelumnya sudah dicatat dikomunikasikan dalam bentuk laporan keuangan. Ada lima laporan keuangan yang umum dibuat, tetapi dalam artikel ini hanya empat laporan keuangan saja yang akan dibahas, yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan modal (atau laporan perubahan ekuitas), laporan posisi keuangan (neraca), dan laporan arus kas.
Laporan laba rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang memuat informasi seberapa besar keuntungan yang diperoleh perusahaan. Besar keuntungan sebuah perusahaan diketahui dengan cara mengurangi penjualan dengan beban yang muncul pada periode yang sama. Berikut ini ditampilkan kembali laporan laba rugi dari usaha ‘Jasa Perbaikan AC Afik’ untuk periode yang berakhir tanggal 31 Mei 2022. Perhatikan bahwa nama usaha, nama laporan, dan periode ditulis di bagian atas laporan. Hal ini juga berlaku untuk laporan lainnya.
![]() |
| Tampilan laporan laba rugi 'Jasa Perbaikan AC Afik' (klik gambar untuk memperbesar) |
Pada laporan laba rugi tersebut tertulis akun ‘Pendapatan Jasa’ sebesar Rp2.560.000. Angka tersebut diperoleh dari hasil menjumlahkan pendapatan tanggal 5 Mei 2022 (sebesar Rp200.000), 20 Mei 2022 (sebesar Rp360.000), dan tanggal 31 Mei 2022 (sebesar Rp2.000.000). Totalnya Rp2.560.000.
Sedangkan hanya ada satu beban, yaitu beban transportasi (saat tuan Afik menyewa ojek online tanggal 31 Mei 2022) sebesar Rp76.500. Karena beban nanti digunakan sebagai pengurang pendapatan, maka beban ditulis dengan menggunakan tanda negatif.
Pengurangan antara pendapatan sebesar Rp2.560.000 dengan beban sebesar Rp76.500 menghasilkan laba sebesar Rp2.483.500. Apa arti angka ini? Artinya, selama beroperasi dalam satu periode sampai tanggal 31 Mei 2022, perusahaan mampu menghasilkan laba (atau keuntungan) sebesar Rp2.483.000.
Hubungan antara angka-angka dalam persamaan dasar akuntansi dengan laporan laba rugi dapat dilihat pada gambar berikut:
Laporan perubahan modal (atau laporan perubahan ekuitas)
Laporan perubahan modal atau laporan perubahan ekuitas menjelaskan perubahan modal yang disetorkan oleh pemilik usaha saat mendirikan perusahaan. Perubahan bisa positif (alias modalnya bertambah), atau negatif (modalnya berkurang). Laporan ini akan memberikan gambaran kepada pemilik usaha apakah modal yang ia setorkan di perusahaan berkembang, atau malah menyusut.
![]() |
| Laporan perubahan modal atau laporan perubahan ekuitas (klik pada gambar untuk memperbesar) |
Laporan perubahan modal disusun dengan cara menampilkan jumlah modal awal (pada kasus ini modal di tanggal 1 Mei 2022). Awalnya perusahaan tidak memiliki modal (Rp0, lihat poin a). Lalu ada setoran modal yang dilakukan (atau disetorkan) oleh tuan Afik pada tanggal 1 Mei 2022 (sebesar Rp10.000.000, lihat poin b), dan perusahaan memperoleh laba sebesar Rp2.483.500 (lihat poin c, angka ini diambil dari laporan laba rugi). Laba digunakan sebagai penambah modal, sebaliknya kerugian digunakan sebagai pengurang modal. Sehingga modal akhir tuan Afik di perusahaan yang ia dirikan adalah sebesar Rp12.483.500. Perhatikan, angka sebesar Rp12.483.500 ini harus sama dengan angka paling bawah dari kolom ‘Modal Tuan Afik’ di persamaan dasar akuntansi. Jika berbeda? Artinya ada kesalahan dalam penyusunan laporan perubahan modal.
Apakah modal selalu bertambah? Jawabannya tidak juga. Jika perusahaan menderita kerugian, atau pemilik mengambil modalnya untuk suatu keperluan (pengambilan modal ini sering disebut dengan istilah prive), maka modal perusahaan akan berkurang.
Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Laporan posisi keuangan atau neraca memuat informasi tentang aset apa saja yang dimiliki oleh perusahaan, utang yang dimiliki perusahaan, dan modal perusahaan. Laporan posisi keuangan atau neraca disusun dengan memasukkan angka-angka paling bawah dari persamaan dasar akuntansi, sebagaimana ditunjukkan pada gambar berikut. Untuk angka yang digunakan pada bagian ‘Modal Tuan Afik’ adalah angka dari laporan perubahan modal (sebesar Rp12.483.500).
![]() |
| Tampilan laporan posisi keuangan atau neraca (klik pada gambar untuk memperbesar) |
Aset ada di sisi kiri, sedangkan liabilitas (atau utang) dan ekuitas (atau modal) ditampilkan di sisi kanan. Lalu aset semuanya dijumlahkan di sisi kiri. Liabilitas dijumlahkan dengan ekuitas di sisi kanan. Jumlah sisi kiri harus sama dengan jumlah di sisi kanan. Perhatikan juga bahwa jumlah sisi kiri (aset) akan sama dengan jumlah aset di persamaan dasar akuntansi. Jumlah sisi kanan (liabilitas dan ekuitas) akan sama dengan jumlah liabilitas dan ekuitas di persamaan dasar akuntansi.
![]() |
| Hubungan antara persamaan dasar akuntansi dan laporan perubahan modal dengan laporan posisi keuangan atau neraca (klik gambar untuk memperbesar) |
Apa yang terjadi jika jumlahnya tidak sama? Artinya laporan posisi keuangan (atau neraca) masih kurang tepat, dan perlu dikoreksi.
Untuk satu laporan lainnya, yaitu laporan arus kas akan saya bahas dalam postingan selanjutnya. Mengapa? Karena cara membuat laporan arus kas umumnya agak berbeda dengan cara membuat tiga laporan yang sudah dibahas di sini. Semoga penjelasan sebelumnya tentang cara membuat laporan keuangan bisa dipahami.
Update 13 Juni 2025: Cara membuat laporan arus kas sudah saya post pada posting berikut






Komentar
Posting Komentar