Contoh Soal Jurnal Penyesuaian (Part 1)

Beberapa waktu yang lalu saya sempat mengulas tentang jurnal penyesuaian. Artikel tentang jurnal penyesuaian tersebut saya tulis layaknya cerita bersambung yang terdiri dari 6 bagian. Anda bisa membaca mulai dari part 1 di link ini. Tentunya belajar jurnal penyesuaian tidak lengkap tanpa latihan soal. Oleh karena itu, pada tulisan ini saya akan membahas latihan soalnya. Latihan soal ini juga sudah saya bahas di posting tentang neraca lajur yang bisa dilihat di sini.

UD Sumber Selamet adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa konsultasi manajemen, sehingga bisa dipastikan bahwa perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha jasa. Berikut ini adalah tampilan dari sebagian neraca saldo UD Sumber Selamet tanggal 31 Desember 2024.

Neraca saldo yang belum disesuaikan
Tampilan neraca saldo yang belum disesuaikan (klik gambar untuk memperbesar)

Pada akhir periode ini ada beberapa hal yang harus disesuaikan oleh akuntan yang bekerja di UD Sumber Selamet. Informasi yang dapat digunakan untuk menyesuaikan ada pada bagian berikut:

  1. Perlengkapan kantor yang belum terpakai dan masih tersisa adalah sebesar Rp12.000
  2. Beban asuransi untuk tahun 2024 adalah sebesar Rp24.400
  3. Depresiasi (atau penyusutan) gedung diperkirakan sebesar 5% per tahun. Hal yang sama juga berlaku untuk peralatan yang disusutkan sebesar 5% per tahun.
  4. Beban listrik dan air di bulan Desember 2024 dengan total Rp22.200 belum dibayar
  5. Pendapatan sewa gedung sebesar Rp1.260.000 adalah pendapatan sewa untuk 18 bulan yang dihitung dari tanggal 1 Januari 2024. Uang sudah diterima oleh perusahaan tanggal 1 Januari 2024.
  6. Beberapa orang yang menyewa gedung perusahaan belum membayar uang sewa di bulan Oktober 2024, November 2024, dan Desember 2024 dengan jumlah Rp173.400
  7. Beban lain-lain yang belum dibayar perusahaan dengan jumlah Rp12.350 belum dicatat.

Kenapa angkanya kecil-kecil? Angka pada tulisan ini sengaja saya buat kecil guna mempermudah perhitungan dan pembuatan jurnal penyesuaian. Oke, untuk mempersingkat tulisan ini, mari kita bahas satu per satu informasi penyesuaian tersebut.

Pertama: Perlengkapan kantor yang belum terpakai dan masih tersisa adalah sebesar Rp12.000. Artinya pada tanggal 31 Desember 2024 di tempat penyimpanan perusahaan masih ada sisa perlengkapan dengan nilai sebesar Rp12.000. Tapi di catatan keuangan perusahaan (atau lebih tepatnya pada akun ‘Persediaan Perlengkapan Kantor’) nilai perlengkapan yang tercatat adalah sebesar Rp76.000. Catatan keuangan tidak sesuai dengan kenyataan. Oleh karena itu catatan keuangan harus disesuaikan agar menampilkan kondisi yang sebenarnya.

Pada umumnya jumlah persediaan perlengkapan berkurang karena persediaan tersebut digunakan. Jumlah persediaan yang tercatat adalah Rp76.000, sedangkan yang tersisa adalah Rp12.000. Selisihnya sebesar Rp64.000 yang berarti persediaan yang digunakan selama tahun 2024 adalah sebesar Rp64.000. Karena digunakan sebesar Rp64.000 untuk menghasilkan pendapatan maka Rp64.000 ini dicatat di akun beban, dengan nama ‘Beban Perlengkapan Kantor’. Jurnalnya kurang lebih seperti ini:

Jurnal penyesuaian akun Persediaan Perlengkapan Kantor
Jurnal penyesuaian untuk akun 'Persediaan Perlengkapan Kantor' (klik gambar untuk memperbesar)

Mengapa akun ‘Persediaan Perlengkapan Kantor’ dikredit? Untuk mengurangi nilai persediaan perlengkapan kantor yang tercatat. Sebelum ada jurnal ini maka persediaan perlengkapan kantor yang tercatat adalah sebesar Rp76.000. Setelah akun ‘Persediaan Perlengkapan Kantor’ di kredit maka saldo akun ‘Persediaan Perlengkapan Kantor’ akan menjadi Rp76.000-Rp64.000 = Rp12.000. Saldo ini akan muncul setelah jurnal penyesuaian ini diposting di buku besar.

Kedua: Beban asuransi untuk tahun 2024 adalah sebesar Rp24.400. Topik ‘beban asuransi’ khususnya yang berisi embel-embel ‘dibayar di muka’ adalah topik yang sering membuat siswa bingung.  Untuk mencegah kebingungan tersebut siswa (termasuk Anda dan saya) perlu mengingat bahwa asuransi dibayar di muka memiliki posisi yang sama seperti perlengkapan kantor, hanya saja barangnya tidak bisa dipegang (wujudnya tidak ada).

Guna menyelesaikan permasalan ini kita perlu melihat neraca saldo. Pada neraca saldo terlihat ada akun ‘Asuransi Dibayar Dimuka’ dengan jumlah Rp36.600. Artinya perusahaan pernah membayar asuransi di awal secara sekaligus. Bingung? Begini maksudnya. Beberapa asuransi mengizinkan perusahaan klien mereka untuk membayar di awal, dan perusahaan asuransi tersebut akan memberikan jaminan pada perusahaan klien tersebut selama periode tertentu. Ada pula perusahaan asuransi yang hanya mau dibayar tiap bulan selama masa pemberian jaminan. Ingat pula bahwa saat perusahaan membeli asuransi, mereka akan mendapatkan jaminan perlindungan dari perusahaan asuransi tersebut. Misalnya perusahaan membeli asuransi mobil. Jika mobil mereka kecelakaan dan rusak, maka perusahaan asuransi akan mengganti biaya perbaikan mobil tersebut (atau bahkan membelikan mobil baru). Perlu dicatat bahwa asuransi memberikan manfaat pada perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Misalnya asuransi dengan masa berlaku setahun hanya melindungi perusahaan selama setahun, tidak lebih dan tidak kurang.

Pada kasus di atas perusahaan klien sudah membayar di awal sebesar Rp36.600 untuk perlindungan selama waktu tertentu. Dari jumlah tersebut sebesar Rp24.400 sudah menjadi beban karena manfaat perlindungannya sudah dirasakan oleh perusahaan. Sisanya sebesar Rp36.600-Rp24.400 = Rp14.200 manfaatnya belum dirasakan dan seharusnya jumlah inilah yang tampil pada akun ‘Asuransi Dibayar Di Muka’. Karena hal tersebut maka jurnal penyesuaiannya menjadi seperti berikut:

Contoh jurnal penyesuaian asuransi dibayar di muka
Contoh jurnal penyesuaian: asuransi dibayar di muka (Klik gambar untuk memperbesar)

Update 2 Agustus 2025: Lanjutan dari tulisan ini bisa dibaca di link berikut

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Prospek Alfamart (AMRT) di Bursa Efek Indonesia

Penjelasan Sederhana tentang Laporan Keuangan

Mengulik Prospek Saham PT Akasha Wira International Tbk (ADES)