Contoh Soal Jurnal Penyesuaian (Part 2)

Tulisan ini adalah sambungan dari Part 1 yang sudah saya publikasikan sebelumnya. Tulisan tersebut bisa dibaca di sini. Pada tulisan ini saya akan membahas cara mengerjakan jurnal penyesuaian guna mencatat depresiasi dan beban yang masih harus dibayar.

Ketiga: Depresiasi gedung diperkirakan sebesar 5% per tahun. Hal yang sama juga berlaku untuk aset tetap berupa peralatan yang disusutkan sebesar 5% per tahun. Untuk menghitung depresiasi gedung dengan jenis soal seperti ini, kita hanya perlu mengalikan 5% dengan harga perolehan gedung yang tercatat di neraca saldo. Di neraca saldo tercatat gedung bernilai sebesar Rp15.236.500. Jumlah tersebut dikalikan 5% maka diperoleh jumlah sebesar Rp761.825. Hal yang sama berlaku juga untuk peralatan. Harga perolehan peralatan sebesar Rp6.750.000 dikalikan dengan 5% maka diperoleh jumlah sebesar Rp337.500. Setelah diketahui besar depresiasi masing-masing aset maka besar tersebut dimasukkan ke dalam jurnal penyesuaian. Jurnalnya kurang lebih seperti berikut:

Jurnal penyesuaian untuk mencatat depresiasi aset tetap
Jurnal penyesuaian untuk mencatat depresiasi (klik gambar untuk memperbesar)

Perhatikan bahwa akun beban yang digunakan untuk mencatat depresiasi menyesuaikan dengan jenis asetnya. Untuk aset gedung dicatat dalam akun ‘Beban Penyusutan Gedung’. Sedangkan untuk aset peralatan dicatat dalam akun ‘Beban Penyusutan Peralatan’. Hal yang sama juga berlaku untuk akun akumulasi penyusutan.

Sedikit meningatkan bahwa depresiasi terjadi karena ada penggunaan aset tetap untuk menghasilkan pendapatan. Aset tetap tersebut memiliki umur ekonomis atau masa pakai. Oleh karena itu aset tetap tersebut dialokasikan sesuai dengan masa pakai atau umur ekonomisnya. Proses alokasi sepanjang umut ekonomis inilah yang dikenal dengan nama depresiasi. Pembahasan lebih mendetail tentang depresiasi bisa dibaca pada tulisan berikut: Berkenalan dengan Jurnal Penyesuaian (Part 2).

Keempat: Beban listrik dan air di bulan Desember 2024 sebesar Rp22.200 belum dibayar. Artinya perusahaan punya utang yang harus dibayarkan di bulan selanjutnya (Januari 2025). Karena listrik dan air sebesar Rp22.200 ini digunakan di bulan Desember 2024, maka bebannya harus dicatatkan di bulan Desember 2024. Jurnal penyesuaiannya kurang lebih seperti berikut:

Jurnal penyesuaian untuk mencatat beban yang masih harus dibayar
Jurnal penyesuaian untuk mencatat beban yang masih harus dibayar (klik gambar untuk memperbesar)

Mengapa akun ‘Beban Listrik dan Air’ didebit? Karena beban sebesar Rp22.200 tersebut adalah beban akibat penggunaan listrik dan air. Sedangkan akun ‘Beban yang Masih Harus Dibayar’ diposisikan di kredit karena transaksi tersebut mengakibatkan adanya utang yang harus dilunasi oleh perusahaan. Perlu diingat bahwa akun-akun yang masuk dalam kelompok utang tidak selalu memiliki awalan ‘utang’. Kadangkala ada akun-akun seperti ‘Pendapatan Diterima Dimuka’ dan ‘Beban yang Masih Harus Dibayar’ yang merupakan akun yang masuk dalam kelompok utang atau liabilitas, tapi tidak menggunakan kata-kata ‘utang’.

Perlu diingat juga bahwa akun yang diposisikan di kredit seharusnya dibuat agak menjorok ke dalam. Tapi karena saya tidak menggunakan aplikasi Microsoft Excel, saya agak kesulitan membuat akun tersebut menjorok ke dalam.

Update 5 Agustus 2025: Lanjutan dari tulisan ini dapat dibaca pada link berikut

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Prospek Alfamart (AMRT) di Bursa Efek Indonesia

Penjelasan Sederhana tentang Laporan Keuangan

Mengulik Prospek Saham PT Akasha Wira International Tbk (ADES)