Berkenalan dengan Jurnal Umum dalam Akuntansi (Part 2)

Pada bagian pertama saya sudah membahas penjelasan singkat tentang jurnal umum beserta komponen-komponennya. Postingan tersebut bisa dibaca pada link berikut. Pada postingan kali ini saya akan membahas cara menggunakan jurnal umum. Adapun transaksi-transaksi yang akan dimasukkan ke jurnal bersumber dari persamaan dasar akuntansi yang pernah saya bahas sebelumnya (kasus ‘Jasa Perbaikan AC Afik’ periode Mei 2022). Untuk pembaca yang mungkin lupa dengan kasus tersebut, atau ingin mengetahui persamaan dasar akuntansi secara lebih mendalam, bisa menuju tulisan berikut. Contoh kasus tersebut sengaja saya buat sederhana (banget), agar memudahkan pembaca pemula memahaminya. Oh, iya, sebelum lanjut, pastikan juga untuk membaca postingan saya yang membahas tentang debit dan kredit (di sini), agar lebih mudah memahami proses menjurnal.

Di tanggal 1 Mei 2022, Tuan Afik mendirikan perusahaan dengan nama ‘Jasa Perbaikan AC Afik’. Sesuai dengan namanya, perusahaan dengan status perusahaan perorangan ini bergerak dalam bidang reparasi AC. Perusahaan ini juga menyediakan jasa untuk membersihkan AC. Pendirian perusahaan ini ditandai dengan setoran modal dari Tuan Afik sebesar Rp10.000.000. Transaksi tersebut dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut.

Jurnal untuk mencatat setoran modal awal
Jurnal untuk mencatat setoran modal awal (klik gambar untuk memperbesar)

Perhatikan bentuk ayat jurnal yang terbentuk. Transaksi tersebut dicatat dalam sebuah ayat jurnal. Ayat jurnal (terkadang disebut dengan jurnal saja) seringkali digunakan untuk mencatat sebuah transaksi. Sebuah transaksi bisa dicatat dalam satu  jurnal, dan bisa pula dipecah menjadi beberapa jurnal. Pada jurnal tersebut, akun ‘Kas’ di debit (karena harta atau aset perusahaan bertambah), dan akun ‘Modal Tuan Afik’ di kredit (karena harta perusahaan bertambah dari setoran modal Tuan Afik). Perhatikan juga, jika sebuah akun di debit, maka angkanya akan ditaruh di kolom debit. Sebaliknya jika sebuah akun di kredit, maka angkanya ditaruh di kolom kredit dan penulisan nama akunnya agak dibuat masuk ke kanan. Di bawah jurnal, ditulis keterangan transaksi yang diapit dengan tanda kurung.

Lanjut, pada tanggal 2 Mei 2022, Tuan Afik memutuskan untuk membeli beberapa peralatan (seperti obeng, tang, dan sebagainya) guna mendukung kegiatan perusahaannya. Total uang yang ia keluarkan untuk membeli peralatan tersebut adalah Rp3.000.000. Transaksi tersebut dicatat dalam jurnal umum dengan cara sebagai berikut.

Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian peralatan
Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian peralatan (klik gambar untuk memperbesar)

Pada ayat jurnal tersebut, akun ‘Peralatan’ di debit sebesar Rp3.000.000. Akun ‘Peralatan’ di debit sebesar Rp3.000.000 karena perusahaan memperoleh tambahan peralatan dari hasil membeli. Sebaliknya akun kas di kredit sebesar Rp3.000.000 karena perusahaan mengeluarkan uang tunai untuk membeli peralatan.

Di tanggal 5 Mei 2022, Tuan Afik akhirnya menerima order pertamanya. Ia diminta untuk membersihkan AC tetangganya dengan bayaran Rp200.000 diterima tunai. Transaksi tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut:

Mencatat pendapatan jasa secara tunai
Mencatat pendapatan jasa tanggal 5 Mei 2022 (klik gambar untuk memperbesar)

Di ayat jurnal tersebut akun ‘Kas’ di debit dengan jumlah Rp200.000. Mengapa didebit dengan jumlah Rp200.000? Karena kas perusahaan bertambah. Lalu akun ‘Pendapatan Jasa’ di kredit dengan jumlah sebesar Rp200.000, karena uang itu bersumber dari pemberian jasa.

Tunggu dulu. Mengapa akun yang dikredit adalah akun ‘Pendapatan Jasa’, bukan akun ‘Modal Tuan Afik’? Akun ‘Modal Tuan Afik’ sebenarnya juga boleh dikredit (alias tidak menggunakan akun ‘Pendapatan Jasa’). Tetapi jika hal ini dilakukan, nanti saat proses posting ke buku besar dan pembuatan laporan keuangan (khususnya laba rugi), kita akan menemui kesulitan. Kita akan kesulitan membedakan mana pendapatan yang harus masuk ke laporan laba rugi, mana tambahan modal yang harusnya masuk ke laporan perubahan modal (atau laporan perubahan ekuitas).

Lalu, di tanggal 20 Mei 2022, perusahaan mendapatkan order untuk membersihkan AC di rumah tetangganya. Ada 3 AC yang ia bersihkan, dengan tarif Rp120.000 untuk tiap AC. Ia dibayar tunai. Transaksi tersebut dicatat dalam jurnal umum dengan bentuk sebagai berikut:

Jurnal untuk mencatat pendapatan jasa secara tunai
Mencatat pendapatan jasa tanggal 20 Mei 2022 (klik gambar untuk memperbesar)

Di ayat jurnal tersebut, akun ‘Kas’ di debit dengan jumlah Rp360.000. Akun ‘Pendapatan Jasa’ di kredit dengan jumlah Rp360.000. Alasannya sama seperti transaksi tanggal 5 Mei 2022.

Tanggal 31 Mei 2022, tuan Afik mendapatkan order untuk membersihkan 10 buah AC dengan bayaran Rp200.000 per AC. Total perusahaan tuan Afik mendapatkan uang sebesar Rp2.000.000. Transaksi tersebut dicatat dalam jurnal umum dengan bentuk seperti berikut:

Mencatat pendapatan jasa tanggal 31 Mei 2022
Mencatat pendapatan jasa tanggal 31 Mei 2022 (klik gambar untuk memperbesar)

Lalu, di tanggal yang sama, tuan Afik juga mengeluarkan uang sebesar Rp76.500 untuk menyewa ojek online. Transaksi ini (seperti yang pernah saya bahas dalam posting sebelumnya) dicatat sebagai beban. Mengapa beban? Karena pengeluaran ini dilakukan guna mendukung kegiatan perusahaan tuan Afik untuk memperoleh pendapatan. Tentu tuan Afik perlu pergi ke kantor tersebut untuk membersihkan AC. Jika ia tidak ke kantor tersebut, maka ia tidak akan mendapatkan uang sebesar Rp2.000.000 itu.

Transaksi tersebut dicatat dalam bentuk sebagai berikut:

Jurnal untuk mencatat pembayaran beban transportasi secara tunai (klik gambar untuk memperbesar)

Mengapa akun ‘Beban Transportasi’ di debit? Betul, kita bisa mendebit akun ‘Modal Tuan Afik’ (karena modalnya berkurang akibat pembayaran ojek online). Tetapi perlu diingat, jika akun ‘Modal Tuan Afik’ yang didebit, maka kita akan kesulitan mengelompokkan beban (dan akan kesulitan membuat laporan keuangan, khususnya laporan laba rugi).

Well, berikut ini adalah penampilan dari jurnal yang sudah dibuat.

Tampilan jurnal umum yang sudah selesai
Tampilan jurnal umum yang sudah selesai (klik gambar untuk memperbesar)

Di posting selanjutnya saya akan membahas bagaimana cara menggunakan buku besar, termasuk memasukkan transaksi tersebut ke dalam buku besar. Ingin berlatih soal yang lain? Anda bisa membuka postingan saya yang ini.

Update 30 Juni 2025: Tulisan tentang cara menggunakan buku besar sudah saya tulis di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Prospek Alfamart (AMRT) di Bursa Efek Indonesia

Penjelasan Sederhana tentang Laporan Keuangan

Mengulik Prospek Saham PT Akasha Wira International Tbk (ADES)