Berkenalan dengan Jurnal Penyesuaian (Part 4): Beban Dibayar Dimuka
Tulisan ini adalah tulisan berseri yang menyambung Part 1, Part 2, dan Part 3 yang sudah saya tulis sebelumnya. Ada baiknya untuk membaca tulisan tersebut sebelum lanjut membaca tulisan ini, guna mempermudah pemahaman tentang jurnal penyesuaian.
Pada bagian ini akan dibahas tentang jurnal penyesuaian untuk beban dibayar dimuka. Beban secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan perusahaan guna memperoleh pendapatan atau penghasilan. Contoh sederhananya adalah beban listrik. Perusahaan mengeluarkan uang untuk membayar listrik. Listrik itu tentunya digunakan untuk operasional perusahaan, yang pada ujungnya akan menghasilkan pendapatan untuk perusahaan. Contoh lainnya dari beban adalah beban sewa. Perusahaan menyewa tempat untuk bisa menghasilkan pendapatan, misalnya untuk berjualan.
Perusahaan seringkali melakukan pembayaran beban di muka. Sebenarnya pembayaran beban di muka ini tidak hanya dilakukan oleh perusahaan, namun juga kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh sederhananya sewa tanah. Kadang ada perusahaan atau orang yang menyewa tanah dalam jangka waktu panjang (10 tahun atau lebih). Sewa tanah seperti ini biasanya uang sewanya dibayar di awal (atau di muka) sebelum perusahaan atau orang tersebut bisa memanfaatkan tanah yang disewa. Sewa dengan model seperti ini seringkali disebut dengan sewa dibayar dimuka, karena uangnya dibayarkan di awal, baru manfaat dari sesuatu yang disewa itu bisa dirasakan oleh orang atau perusahaan.
Adakah contoh lain beban dibayar di muka selain sewa? Ada, misalnya sewa mobil dibayar di muka, listrik yang dibayar di muka, asuransi yang dibayar di muka, dan sebagainya. Tapi dalam penjelasan ini, saya akan menggunakan sewa tempat sebagai contoh kasus. Mengapa? Karena (1) kasus dan konsep sewa tanah relatif mudah dipahami oleh kebanyakan orang (bahkan bagi orang yang belum pernah menyewa tanah sekalipun) dan (2) kasus lainnya (apalagi asuransi dibayar di muka yang seringkali muncul dalam contoh soal akuntansi) seringkali membuat bingung orang-orang yang baru belajar akuntansi.
Oke, mari kita lanjutkan pada contoh kasus. Anggaplah sebuah perusahaan menyewa tanah untuk keperluan operasional mereka. Setelah negosiasi dengan pemilik tanah, pemilik tanah tersebut setuju untuk menyewakan tanah selama 30 tahun dengan nilai sewa Rp3.000.000.000 (tiga miliar rupiah). Negosiasi sewa tanah dilakukan dari awal tahun 2025, dan uang sebesar tiga miliar rupiah itu dibayarkan pada tanggal 1 Juli 2025. Pada tanggal 1 Juli 2025 itu pula perusahaan sudah berhak menggunakan tanah itu. Berdasarkan contoh kasus ini, kita akan mencoba menentukan jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi sewa itu tanggal 1 Juni 2025 dan jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2025. Perusahaan sendiri menggunakan periode pembukuan dari tanggal 1 Januari 2025-31 Desember 2025.
Pada contoh kasus di atas ada beberapa informasi kunci yang bisa kita ambil. Pertama adalah jangka waktu sewa yang berlangsung selama 30 tahun. Artinya sewanya akan berakhir tanggal 30 Juni 2055. Kedua nilai sewa selama 30 tahun itu adalah Rp3 miliar. Artinya per tahun nilai sewa tanah tersebut adalah Rp3 miliar dibagi 30 tahun = Rp100 juta per tahun. Ketiga sewa tanah tersebut mulai berlangsung dari tanggal 1 Juli 2025. Artinya sewanya akan berakhir tanggal 30 Juni 2055.
Berdasarkan ringkasan informasi tersebut, kita dapat menentukan jurnal yang digunakan untuk mencatat, begitu juga dengan jurnal penyesuaiannya. Transaksi tersebut pada tanggal 1 Juli 2025 dapat dicatat dengan menggunakan salah satu dari jurnal berikut:
| Tampilan jurnal untuk mencatat sewa dibayar di muka dengan metode laba rugi dan neraca (klik gambar untuk memperbesar) |
Apa perbedaan pendekatan neraca dengan pendekatan laba rugi? Pada pendekatan neraca, akun yang didebit adalah akun yang masuk dalam kelompok aset (dalam contoh ini ‘Sewa Tanah Dibayar di Muka’). Akun aset sendiri adalah akun yang tampil pada laporan posisi keuangan (atau dikenal juga dengan nama ‘Neraca’). Karena transaksinya dicatat dengan akun yang tampil dalam laporan posisi keuangan atau neraca, maka pendekatan ini disebut dengan pendekatan neraca. Akun ‘Sewa Tanah Dibayar di Muka’ nanti akan tampil di neraca, biasanya di bawah akun ‘Piutang’ dan masuk dalam kelompok aset lancar.
Pada pendekatan laba rugi, akun yang didebit adalah akun beban (dalam contoh ini ‘Beban Sewa Tanah’). Akun ini masuk dalam kelompok beban. Akun beban pada umumnya tampil dalam laporan laba rugi. Karena transaksi ini dicatat dengan akun yang tampil pada laporan laba rugi, maka pendekatan ini disebut dengan pendekatan laba rugi.
Mana metode yang seharusnya dipilih? Bebas, tergantung kebijakan akuntansi perusahaan. Ada perusahaan yang menggunakan pendekatan neraca, dan ada perusahaan yang menggunakan pendekatan laba rugi. Selama pendekatan yang dipilih digunakan secara konsisten. Alias tidak boleh tahun ini menggunakan pendekatan neraca, lalu tahun depan pendekatan laba rugi, lalu tahun depannya lagi kembali ke neraca.
Lalu, saat penyesuaian tanggal 31 Desember 2025, dibuatlah jurnal penyesuaian. Dari masa sewa selama 30 tahun (atau 30 tahun dikali 12 bulan = 360 bulan), perusahaan baru menggunakan tanah tersebut selama enam bulan atau setengah tahun. Sedangkan sewa tanah tersebut selama setahun (12 bulan) sama dengan Rp100.000.000. Itu artinya perusahaan baru menggunakan sewa tanah tersebut sebanyak setengah dari Rp100.000.000, atau Rp50.000.000. Cara lain menghitungnya adalah dengan menggunakan rumus berikut: 6/360 x Rp3.000.000.000 = Rp50.000.000.
Kita sudah mengetahui bahwa perusahaan baru menggunakan sewa tanah tersebut sebesar Rp50.000.000. Sisanya adalah sebesar Rp3.000.000.000 – Rp50.000.000 = Rp2.950.000.000. Artinya sisa masa sewa yang belum dipakai perusahaan selama 354 bulan (360 bulan – 6 bulan), jika disajikan dalam satuan mata uang, sama dengan Rp2.950.000.000
Jumlah tersebut dicatat dalam jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian yang digunakan adalah sebagai berikut:
| Jurnal penyesuaian untuk menyesuaikan jumlah sewa dibayar di muka (klik gambar untuk memperbesar) |
Saya yakin, sampai di sini pasti ada yang bingung. Mengapa jumlah angka antara pendekatan neraca dan laba rugi berbeda? Angkanya berbeda karena tujuannya berbeda.
Maksud saya begini. Tujuan dari jurnal penyesuaian adalah menyesuaikan informasi yang ada dalam laporan keuangan agar sesuai dengan kenyataannya. Kenyataan yang ada di lapangan per tanggal 31 Desember 2025 adalah perusahaan sudah menyewa tanah tersebut selama enam bulan, dan sudah digunakan untuk keperluan perusahaan. Sedangkan dalam catatan perusahaan yang menggunakan pendekatan neraca, belum ada beban sewa yang muncul. Sebaliknya untuk perusahaan yang menggunakan pendekatan laba rugi, ada beban sewa yang muncul. Tapi beban sewanya untuk 30 tahun bukan enam bulan. Seharusnya beban sewa yang muncul adalah 6 bulan saja, bukan 30 tahun.
Karena itulah jurnal penyesuaian dibuat dengan bentuk seperti di atas. Untuk perusahaan yang menggunakan pendekatan neraca, saat jurnal pengesuaian diposting ke buku besar, nantinya akun ‘Sewa Tanah Dibayar di Muka’ akan bersaldo sebesar Rp2.950.000.000 (sama seperti sisa masa sewa yang belum terpakai). Masa sewa yang masih tersisa ini dianggap sebagai aset (karena masih bisa digunakan di periode atau masa selanjutnya). Akun ‘Beban Sewa Tanah’ akan bersaldo sebesar Rp50.000.000, alias sama seperti jumlah sewa tanah yang sudah menjadi beban.
Bagi perusahaan yang menggunakan pendekatan laba rugi, jumlah beban yang dicatat terlalu besar, sehingga harus dikecilkan. Saat jurnal penyesuaian diposting ke buku besar, akun ‘Beban Sewa Tanah’ saldonya akan berkurang menjadi Rp50.000.000, alias sama dengan saldo beban yang seharusnya dicatat. Sisanya (jumlah yang masih bisa dipakai di tahun depan) dicatat dalam akun ‘Sewa Tanah Dibayar di Muka’ dan dimasukkan dalam kelompok aset.
Bagaimana? Tidak usah khawatir jika Anda bingung. Wajar jika ada pembaca yang masih bingung. Saat saya masih jadi pelajar dulu, saya perlu waktu enam bulan untuk memahami konsep jurnal penyesuaian, dan beban dibayar dimuka adalah salah satu topik jurnal penyesuaian yang sering membuat saya bingung. Membaca ulang penjelasan ini mungkin bisa membantu.
Update 30 Juli 2025: Part 5 sudah dirilis dan bisa dibaca di sini
Komentar
Posting Komentar